Penerbitan tersebut sesuai dengan asumsi defisit 2,19% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2018 atau senilai Rp 325,9 triliun.
"Sumber utama utang adalah SBN. SBN netto Rp 414,7 triliun. Jadi utang Rp 339,2 triliun tapi SBN lebih tinggi karena pinjaman akan negatif," kata Dirjen PPR Robert Pakpahan di Ruang Rapat Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (11/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mata uang didominasi rupiah. Valas termasuk dolar AS, euro, yen itu sebagai pelengkap kurang lebih 20%, dengan tenornya dominan menengah-panjang dengan menaikkan size SBN jangka pendek untuk efisiensi biaya dan mendukung likuiditas pasar," jelasnya.
(mkj/mkj)











































