Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto, ada beberapa faktor yang membuat ekspor meningkat, yaitu naiknya harga batu bara, minyak kelapa sawit, minyak kernel, karet, tembaga, dan nikel.
"Jadi nilai ekspor Agustus 2017 ini adalah sebesar US$ 15,21 miliar, kalau kita bandingkan dengan Juli 2017 berarti ada kenaikan 11,73%. Baik komoditas migas maupun non migas sama-sama mengalami kenaikan month to month (mtm)," katanya di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (15/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena porsi terbesar adalah ekspor non migas mengikuti pattern yang di atas," ujarnya.
Total ekspo pertanian masih kecil dibandingkan industri pengolahan US$ 0,38 miliar. Secara bulanan naik antara lain tanaman obat aromatik dan rempah-rempah sayuran dan biji kakaoo.
"Ekspor hasil pertanian yoy ada peningkatan seperti tanaman obat aromatik dan rempah-rempah sayuran dan hasil bukan sayuran," jelasnnya.
"Indsutri pengolahan 75,99%, secara mtm kenaikan tinggi 12,80% sementara yoy 21,42%. Ada kenaikan di komoditas kelapa sawit, barang perhiasan dan berharga serta logam mulia," ungkapnya. (ang/ang)