Sedangkan, neraca perdagangan pada Juli 2017 tercatat defisit sebesar US$ 270 juta, dengan ekspor US$ 13,62 miliar dan impor US$ 13,89 miliar.
Menurut Menko Perekonomian, Darmin Nasution, kinerja neraca perdagangan jangan dilihat sepotong alias bulanan. Kinerja neraca perdagangan perlu dilihat secara utuh yaitu secara tahunan atau year on year.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara kumulatif Januari-Agustus 2017 nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 108,79 miliar atau naik 17,58% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan kumulatif impor Januari-Agustus 2017 US$ 99.681,4 juta atau naik 14,06% dibandingkan periode yanga sama tahun lalu.
"Year to date itu Januari-Agustus pertumbuhannya adalah saya sih melihatnya enggak jelek, lumayan bagus, walaupun kalau dilihat month to month-nya konsumsinya kelihatan agak tinggi, tapi kalau dilihat year on year ya bagus," tutur Darmin.
Surplus Berlanjut
Darmin juga meyakini kinerja neraca perdagangan Indonesia ke depan akan berada di jalur positif. Surplusnya neraca perdagangan hingga akhir tahun didukung oleh bahan baku hingga barang modal.
"Bahan baku penolong/barang modal ya masih oke walaupun tidak terlalu tinggi," ujar Darmin.
Positifnya neraca perdagangan juga diikuti kenaikan impor karena adanya investasi yang membutuhkan barang dari luar negeri. Namun, di sisi lain hal ini juga akan diikuti peningkatan ekspor dari beberapa komoditas unggulan dalam negeri.
"Ekspornya kan masih tetap lumayan baik kan. Ya ada beberapa komoditas yang belum balik normal, tapi sepertinya ya batu bara lumayan baik, kelapa sawit bagus, karet juga. Jadi yang besar-besar aja itu," tutup Darmin. (ara/ang)











































