Proyek Aspal Campur Plastik Bakal Libatkan Pemulung

Proyek Aspal Campur Plastik Bakal Libatkan Pemulung

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Sabtu, 16 Sep 2017 12:16 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance
Bekasi - Penerapan teknologi aspal plastik diharapkan bisa semakin masif. Meski baru diuji coba di dua lokasi, yakni Bali dan Bekasi, namun dengan sumber daya limbah plastik yang melimpah di Indonesia, teknologi ini diyakini bisa diterapkan di wilayah yang lebih banyak.

Sejalan dengan itu, Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Panjaitan, menginginkan program ini bisa melibatkan para pemulung mengumpulkan sampah plastik.

"Kita lihat nanti ujungnya, harus pada pemulung yang menikmati ini. Supaya ekonomi masyarakat dapat tumbuh. Presiden selalu memerintahkan bagaimana ekonomi masyarakat dapat tumbuh. Ketemu ada satu simpul ekonomi baru yang bisa membantu masyarakat kita," katanya saat ditemui di Bekasi, Sabtu (16/9/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Tadi Pak Basuki (Menteri PUPR) bisik-bisik, ini bagaimana kita membangun sentra-sentra ekonomi kecil untuk supply kepada PUPR untuk mencampur sekian persen dari setiap kilometer aspal plastik yang akan dibuat," tambahnya.

Namun proses melibatkan itu masih harus disusun lebih detil agar model bisnis dari penerapan teknologi aspal plastik ini bisa jelas alurnya.

Uji coba aspal campur plastik di BekasiUji coba aspal campur plastik di Bekasi Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance

"Saya pikir bisa dibikin business model. Sehingga suistanable dari proyek ini akan berjalan dan dampaknya akan baik sekali. Ini masih akan kita rapatkan minggu depan," ucapnya.

Pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan tambah pada campuran beraspal panas pun diyakini bisa menjadi solusi bagi permasalahan limbah plastik. Setidaknya ada multiplier effect yang bisa dirasakan, mulai dari dampak pariwisata, ekonomi hingga kesehatan.

[Gambas:Video 20detik]


Uji coba aspal campur plastik di BekasiUji coba aspal campur plastik di Bekasi Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance

"Kalau itu jadi kita akan melihat sentra ekonomi baru lagi. Lingkungan kita bisa bersih, ekonomi bagus, dan kita sehat karena ikan yang kita makan itu jadi bersih karena enggak ada sampah lagi di laut," tukas dia. (eds/hns)

Hide Ads