"Pak Zul, kami ini suaranya nggak sampai pusat. Bersyukur Bapak mau ke sini jadi kami bisa cerita keluh kesah petani garam," kata Koordinator Kelompok Petani Garam Kalianget, Ubaidillah atau Ubed, dalam keterangan tertulis dari MPR, Senin (18/9/2017).
Kedatangan Zulkifli ke tambak garam di Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget Sumenep, Senin (18/9/2017) disambut Ubed. Ubed berterima kasih atas kehadiran Zulkifli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fokus pertama adalah berikan petani perlindungan dengan jaminan harga. Jangan membuat petani tercekik karena harga tiba-tiba turun saat garam berlimpah," kata Zulkifli.
Kedua adalah mengatur regulasi Impor. "Impor garam harus diatur ketat pemerintah. Jangan ada yang mengambil keuntungan dari impor garam, sementara petani teriak. Ini salah besar," ucap Zulkifli.
Terakhir adalah meningkatkan keterampilan petani garam. "Teknologi akan mempermudah sekaligus meningkatkan kualitas hasil panen. Jangan sampai petani tergilas karena ketinggalan teknologi," tutupnya.
Bapak Honorer K-2
Di kota yang sama namun dengan lokasi yang berbeda, Ketua Forum Honorer K-2 Abdurrahman memberikan gelar kepada Zulkifli sebagai Bapak Honorer kategori 2 (K-2) Kabupaten Sumenep.
"Gelar ini karena komitmen, kepedulian, dan perjuangan Beliau untuk turun ke bawah dan menyerap aspirasi kami pegawai dan guru honorer. Kami titip aspirasi," kata Abdurrahman.
Menanggapi hal tersebut, Zulkifli menyampaikan terima kasih dan mohon doa agar bisa konsisten memperjuangkan Honorer K-2.
"Ini amanah yang berat, tapi Insya Allah akan terus kami perjuangkan di parlemen. Di kantor saya pernah terima forum honorer seluruh Indonesia. Saya juga menyerap aspirasi teman-teman," ujar Zulkifli. (nwy/ang)











































