Senior Vice President Operation Pelindo II, David Pandapotan Sitorus mengatakan, sampai saat ini progres pembangunan Pelabuhan Sorong masih pada finalisasi studi kelayakan. Pelindo II kata dia masih menunggu Keputusan Presiden (Keppres) terkait penugasan dan pengoperasian Pelabuhan Sorong di Papua Barat.
"Perlu ada Kepres menunjuk Pelindo 2 untuk pembangunan dan pengoperasian. Tapi untuk mendapatkan keppres untuk pembangunannya, harus ada final FS mengenai detailnya, DED nya, pembangunan kawasan ekonomi khususnya dan lain-lain," katanya saat ditemui dalam gelaran IBD expo di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (22/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harusnya tahun ini mengenai finalisasi FS nya selesai. Sehingga akan dimulai tiang pancang pertama akhir tahun ini atau awal 2018 dan beroperasi 2020," ungkapnya.
Proyek ini sendiri merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang sudah masuk dalam Perpres Nomor 6 Tahun 2016. Masuknya proyek ini ke dalam daftar PSN membuatnya harus segera dimulai sebelum 2018.
Proyek ini sudah diinisasi sejak lama. Sebelumnya ada kendala mengenai keterbatasan dana, sehingga pembangunan dan pengembangan pelabuhan terhambat. Untuk membiayai pembangunan Pelabuhan Seget, Pelindo II sendiri telah menerbitkan obligasi berdenominasi mata uang asing (global bond), senilai Rp 20,8 triliun pada tahun lalu.
Proyek ini merupakan bagian dari koridor utama tol laut, dan juga akan menangani peti kemas dengan kapasitas 3 juta TEUs. Pelabuhan Sorong juga akan dilengkapi dengan special economic zone dan ditargetkan bisa beroperasi pada 2020 mendatang.
"Kita target 2020 sudah bisa beroperasi, tapi kapasitasnya secara bertahap, tidak sekaligus semuanya. Fase 1 tahap 1 sekitar 250 dermaga dan kapasitas 200 ribu TEUs," tandas David. (eds/dna)