Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan, ruas jalan tol itu dibangun melayang di atas ruas jalan raya di ibu kota.
"Itu dibangun elevated. Jadi melayang di atas jalan raya. Tujuannya memang untuk meminimalisir pembebasan lahan. Ini nantinya juga akan tersembung dengan JORR (Jakart Outer Ring Road/Jalan Tol Lingkar Luar)," kata dia saat dihubungi detikFinance, Rabu (27/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk tahap II dengan rute yang akan dibangun adalah Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 km dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,6 km. Selanjutnya adalah tahap III yang terdiri dari Ulujami-Tanah Abang sepanjang 8,7 km (Juli 2022) dan Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,157 km (Juli 2022).
"Jadi, secara paralel dengan pembebasan lahan dibangun juga Sunter-Pulo Gebang. Seluruh prosesnya terus berjalan saat ini," tandas Herry.
Sesuai Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) 6 ruas jalan tol DKI Jakarta, hak konsesinya dikuasai PT Jakarta Tollroad Development (JTD) yang sahamnya dimiliki sejumlah perusahaan meliputi PT Jakarta Propertindo (3,18%), PT Pembangunan Jaya Infrastruktur/PT Pembangunan Jaya Toll (0,001%), PT Jaya Real Property Tbk. (28,85%), PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (25,15%), PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. (20,50%), PT Pembangunan Jaya (18,27%), dan PT Jaya Land (4,05%).
Untuk memuluskan pembangunan jalan tol tersebit, saat ini PT JTD tengah mengajukan kredit investasi senilai Rp 14 triliun kepada sindikasi 4 bank terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BCA dan Bank DKI. Diharapkan proses pengajuan kredit bisa disetujui paling lambat bulan ini. (dna/ang)