Berkenaan dengan hal itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam dua hari ini menyambangi Kota Tarakan.
Di lokasi ini, Basuki memantau langsung pengerjaan infrastruktur yang menjadi tanggung jawab kementeriannya. Adapun infrastruktur yang dibangun adalah yang paling dibutuhkan, yaitu embung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang sedang dibangun embung-embung di Tarakan yang memang kebutuhan urgent-nya untuk air minum," kata Basuki di Tarakan, Sabtu (30/9/2017).
Adapun embung yang dibangun saat ini total berjumlah 3 buah. Yakni, Embung Rawa Sari, Embung bengawan Tarakan dan Embung Indulung dengan total kapasitas sebesar 400 liter air.
Embung Rawa Sari terletak di Kelurahan Karang Harapan, Kecamatan Barat, Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Embung ini memiliki tampungan efektif 112,982 liter air dan bakal menyuplai air baku sebagai bahan baku air minum kota tarakan sebanyak 100 liter per detik. Total anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 54,45 miliar.
Berikutnya adalah embung Indulung di Kelurahan Juwata Laut, Kecamatan Tarakan Utara. Embung ini akan dilengkapi fasilitas pipa yang akan mengalirkan air melewati 3 Kelurahan dan 2 Kecamatan. Embung dengan nilai investasi Rp 168,35 miliar ini memiliki tampungan efektif 123,608 liter air dan akan mengalirkan air baku sebagai bahan baku air minum sebanyak 100 liter per detik.
Terakhir adalah embung Bengawan Tarakan. Tiga embung yang dibangun ini melengkapi embung lain yang sudah lebih dahulu dibangun sebelumnya di Kota Tarakan.
"Sudah ada yang ter-instal itu 400 liter per detik. Itu juga dari embung-embung," sambung dia.
Pembangunan embung di Tarakan, kata Basuki, sangat penting. Mengingat, kawasan ini sangat dekat dengan laut sehingga kualitas air tanahnya payau, akibat tercampur air laut.
"Karena kalau di pulau kecil, dari air tanah pasti terpengaruh air laut jadi payau. Sementara, kalau di pulau itu sumber airnya pasti terbatas," sebut dia.
Meski demikian, lanjut Basuki, Tarakan membutuhkan satu embung lagi dengan kapasitas 100 liter.
"Kota Tarakan ini luasnya sekitar 250 km persegi, penduduknya sekitar 200 ribu. Kebutuhan air minumnya sekitar 900 liter per detik untuk kebutuhan 200 ribu penduduk termasuk industri," jelas Basuki.
"Saat ini, dari kebutuhan 900 liter per detik, sudah ter-instal 400 liter per detik. Dengan tambahan embung-embung baru yang sedang dalam progres, bisa tambah 400 lagi. Jadi tahun 2018 itu masih butuh 100 liter (embung berdaya tampung 100 liter) lagi," tandas dia. (dna/mkj)