Kenapa Pembangunan 6 Ruas Tol DKI Masuk Proyek Strategis Nasional?

Kenapa Pembangunan 6 Ruas Tol DKI Masuk Proyek Strategis Nasional?

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Kamis, 05 Okt 2017 13:06 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Proyek 6 ruas tol dalam kota DKI Jakarta masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional yang terlampir dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 maupun revisinya dalam Perpres Nomor 58 Tahun 2017.

Mega proyek yang sempat akan dibatalkan pengadaannya ini akhirnya dimulai pengerjaannya pada tahun ini.

Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo mengatakan, proyek ini akhirnya masuk ke dalam PSN lantaran peruntukannya yang strategis dan memiliki urgensi tinggi. Selain itu biaya investasinya juga memenuhi syarat dikatakan proyek prioritas, mencapai Rp 42 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita harapkan tol ini bisa mengurai kemacetan Jakarta sehingga dapat mengurangi dampak dari kemacetan dan kurangi logistic cost. Dari nilai investasi juga cukup memenuhi persyaratan kita juga," katanya kepada detikFinance saat dihubungi di Jakarta, Kamis (5/10/2017).

Pemerintah sendiri akan memberikan fasilitas-fasilitas kemudahan pelaksanaan proyek. Di antaranya dengan memberikan kepastian pengembalian biaya pengadaan tanah lewat mekanisme dana talangan yang ditalangi oleh badan usaha terlebih dahulu.

Dengan diberikannya fasilitas-fasilitas tersebut, diharapkan proyek-proyek strategis dapat direalisasikan lebih cepat.

"Karena ada dukungan dari kementerian PUPR, yang tentunya sudah ditinjau secara teknis dan sistem jaringan jalannya," tambahnya.

Enam ruas tol dalam kota DKI Jakarta ini nantinya juga akan terintegrasi dengan sistem jaringan angkutan umum lainnya seperti kereta api dan Busway sehingga dapat mendorong penggunaan angkutan umum dan mengurangi kemacetan pada jalur yang telah ada.

"Jalan tol ini nanti akan dilalui satu jaringan BRT yang bisa berhenti di bus stop yang dibangun di sisi jalan tol layang ini, di atas," ungkap Dirut PT Jakarta Tollroad Development Frans Sunito dalam kesempatan berbeda.

"Di titik-titik tertentu, kita rancang sedemikian rupa, titik itu akan berhubungan dengan misalnya ada stasiun MRT, LRT untuk transit. Nah di sini kita bangun jalur bus stop, yang kita tambahkan lajur ekstra. Di mana bus bisa berhenti menurunkan dan menaikkan penumpang, tetapi tidak mengganggu lalu lintas menerus tadi," tutupnya. (eds/dna)

Hide Ads