Dengan dilatarbelakangi oleh hal itu, pada Oktober ini Lippo Group akan segera membangun sekolah dan fasilitas kesehatan untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga Meikarta, Cikarang, Jawa Barat. Semua fasilitas itu dirancang agar terjangkau oleh warga dari semua kelas ekonomi.
Dua grup besar yang telah malang-melintang di bidang pendidikan dan kesehatan pun sepakat untuk menandatangani perjanjian kerja sama dengan Lippo Group. Kedua grup tersebut adalah rumah sakit Siloam dan lembaga pendidikan Pelita Harapan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siloam akan membangun sebuah rumah sakit yang lengkap, berteknologi canggih, dan terintegrasi dengan pusat perbelanjaan Grand Meikarta. Rumah sakit ini akan berdiri di atas tanah seluas 18 ribu meter persegi dengan jumlah tempat tidur 1.000 unit. Pembangunan rumah sakit umum ini dilakukan bersamaan dengan rumah sakit paling modern untuk penderita kanker.
"Kanker bisa menjadi penyakit dahsyat yang paling banyak menghabiskan uang pemerintah," kata Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia & Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof DR dr Aru Wisaksono Sudoyo Sp PD-KHOM dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/10/2017).
Pada tahap pertama, Siloam akan membangun empat rumah sakit umum dan khusus di Meikarta. Pasien kelas B dan C juga akan dilayani rumah sakit ini. Sekitar 2.000 tempat tidur juga disiapkan di empat rumah sakit tersebut.
Sementara di bidang pendidikan, Grup Pelita Harapan menyatakan siap membangun berbagai sekolah dan perguruan tinggi berkualitas dunia. Pada bulan ini, upacara groundbreaking pembangunan salah Sekolah Pelita Harapan akan segera dilakukan.
Sekolah berkapasitas 1.600 murid ini menggunakan kurikulum International Baccalaureate (IB) dari tingkat dasar (SD) hingga lanjutan atas (SMA). Pendaftaran murid baru generasi pertama dijadwalkan akan dibuka pada 2019.
Selain Pelita Harapan, sekolah lain dengan kurikulum nasional juga kan segera hadir. Sekolah itu antara lain Sekolah Dian Harapan (SDH), serta sekolah khusus untuk murid beragama Islam, Katolik, dan Budha,
Sekolah-sekolah tersebut sengaja dibangun dekat kawasan pemukiman dengan jarak sekitar 500 meter dari kediaman pserta didik. Dengan demikian, mereka bisa memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat dan bercengkrama bersama keluarganya. (ega/dna)











































