Dukungan itu dituangkan dalam beberapa tips supaya perempuan Indonesia memiliki tiga aspek tadi sehigga bisa menang dalam persaingan usaha yang semakin ketat.
Menurut pimpinan CT Corp itu, untuk menjadi wanita Indonesia yang berkualitas dalam dunia usaha tidak cukup hanya efisien dan produktif tapi juga inovatif. Sebab, era globalisasi menuntut lahirnya produk yang lebih unik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Menko Perekonomian itu kemudian memaparkan contoh inovasi dalam berwira usaha. Misalnya dalam persaingan penjualan kue nastar menjelang lebaran. Agar produk kue nastar dilirik oleh calon pembeli ada beberapa hal yang harus dicermati.
"Ibu-ibu tahu yang namanya kue nastar? Ini ada kue nastar biasa, tidak pakai merek dan segala macam, harganya Rp 50 ribu. Lalu setelah ada inovasi, boxnya diganti, masukin ke instagram, harganya jadi Rp 120 ribu. Terus inovasi lagi, box diganti taste-nya juga harganya jadi 280 ribu. Inilah inovasi ibu-ibu," papar dia.
Selanjutnya CT, menjelaskan tentang bagaimana menumbuhkan kreativitas. Kata dia yang terpenting produk yang dibuat tidak serupa dengan produk orang lain.
"Apa itu kreativitas? Kita harus out of the box. Jangan orang lain bikin a, kita bikin a, itu enggak kreatif. Contoh, kembali ke kue nastar. Kreativitas itu misalnya rasa, kue nastar kan biasanya rasa nanas. Ganti, bisa rasa durian, kacang ijo, coklat. Kedua kemasan, ketiga bentuk kuenya," terangnya.
Penjelasan terakhir soal entrepreneurship. Seorang pengusaha, kata CT, harus pintar melihat peluang dan tidak menunggu peluang itu datang. Menurutnya, seseorang yang memiliki jiwa entrepreneurship selalu memikirkan hasil akhir.
"Soal entrepreneurship. Kewirausahaan, usaha, berusaha. Intinya, lihat, ada peluang gak? Kalau lihat ada peluang tangkap. Kalau kita baca peluang gak ada? Ciptakan sendiri. Berikutnya, hasil akhir. Hasil akhir penting karena apa? Karena usaha itu kan mencari keuntungan," tutupnya. (dna/dna)