Seminar tersebut adalah rangkaian kegiatan Annual Meeting IMF-World Bank di Washington, Amerika Serikat (AS), Kamis (12/10/2017) waktu setempat. Selain dua sosok tersebut, ada Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire yang juga menjadi panelis.
Sri Mulyani memang berbicara cukup panjang sejak seminar dimulai. Ia sempat membahas mengenai pentingnya ekonomi pada sebuah negara yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan, karena seharusnya juga tentang ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Asumsi Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi tidak sepenuhnya bisa mengatasi kemiskinan dan kesenjangan pendapatan.
Selanjutnya tentang perdagangan. Dalam sistem ekonomi yang terbuka, hubungan perdagangan antar negara menjadi sangat penting. Isu ketidakadilan perdagangan dan yang dilanjutkan dengan balasan sikap proteksionisme perlu menjadi sorotan dan diselesaikan oleh negara yang berkaitan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani juga mengakui ada beberapa hal yang tidak mudah saat menjalankan kebijakan terkait pelayanan dasar, seperti pendidikan dan kesehatan. Perlu ada keseimbangan dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas anggaran dari negara.
Pernyataan tersebut kemudian dipotong oleh Lagarde.
"Saya boleh katakan sesuatu yang Sri Mulyani tidak katakan, bahwa dia berjuang melawan penggelap pajak dan koruptor. Itu sesuatu yang sangat keras dan berani untuk berhadapan dengan petinggi partai politik," kata Lagarde.
Sri Mulyani pun tampak tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Para tamu yang memenuhi atrium bertepuk tangan atas pernyataan yang disampaikan oleh Lagarde. (mkj/hns)











































