Salah satunya sempat ditemui detikFinance. Pria yang tak disebutkan namanya tersebut mengaku sempat mengemudikan taksi konvensional selama 6 tahun, belakangan ini alih profesi menjadi pengemudi taksi online.
Sekitar 10 bulan lalu, ia menjaminkan uangnya sejumlah Rp 5 juta ke salah satu perusahaan yang bermitra dengan perusahaan taksi online. Uang Rp 5 juta tersebut dijadikan deposit alias jaminan untuk mendapatkan mobil MPV berwarna merah yang kini menemani hari-harinya mencari rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menanamkan uang sejumlah Rp 5 juta, ia berkewajiban untuk menyetorkan uang sejumlah Rp 1,275 juta per minggunya sebagai cicilan atas mobil yang digunakannya untuk mengantar jemput penumpang. Ia pun mengaku jumlah tersebut tidak terlalu berat, pasalnya, pemesanan taksi online di gawainya terus datang.
"Mingguan itu kurang lebih Rp 1,275. Alhamdullillah nutup, order ada terus dan mobil dibawa pulang," tutur dia.
Ia menambahkan, setiap harinya jika ditekuni ia mampu mendapatkan belasan kali order jika beroperasi dari pagi hingga malam. Jika beroperasi di malam hari, ia mampu mendapatkan pesanan hingga 8 kali.
"Kalau malam enggak terlalu capek kaya gini (macet) lah," ujar dia.
Ia pun harus mengatur waktu dengan pintar, pasalnya perusahaan yang menaunginya memasang target 50 kali pesanan dalam seminggu. Jika ingin mendapatkan hari libur, maka ia harus melayani pesanan sekitar 10 kali selama 5 hari.
"Target minimal dari perusahaan 50 rit," tutur dia.
Dengan bergabung di bawah perusahaan yang bermitra dengan taksi online, dia mengaku ia mendapatkan banyak keuntungan. Hal ini berbeda dengan individu atau perorangan yang langsung bergabung dengan perusahaan taksi online.
Pasalnya seluruh kerusakan hingga kehilangan kendaraannya jika terjadi ditanggung perusahaan tempat ia bermitra.
"Servis, spare part, pajak kendaraan ditanggung perusahaan. Kalau individu kan ditanggung sendiri," tutup dia. (ara/dna)