Hal ini disampaikan Zainul Majdi dalam acara pembagian sertifikat tanah yang dihadiri Jokowi di dekat Pantai Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB, Jumat (20/10/2017).
Harga Pokok Pembelian (HPP) untuk cabai rawit, cabai keriting, bawang putih, dan bawang merah adalah yang menjadi keluhannya. Fluktuasi harga empat komoditas itu membuat inflasi NTB naik-turun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Giliran Presiden Jokowi yang naik panggung di lapangan yang tak jauh dari Masjid baru Nurul Bilad, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika ini.
Dia menceritakan ada lompatan produksi jagung di Dompu. Dulu petani rugi bila menanam jagung karena harganya rendah, sekitar Rp 1.500/kg.
"Saya buatkan HPP, Perpres (Peraturan Presiden)-nya menetapkan HPP menjadi Rp 2.700/kg," kata Jokowi.
Berkat penetapan HPP jagung lewat Perpres itu, petani Dompu sekarang bisa menjual dengan harga yang lebih tinggi dari HPP. Jokowi sempat berdialog dengan petani jagung yang hadir dalam acara itu.
Jokowi kemudian memanggil petani jagung maju ke panggung. Maka majulah Jalaludin dari kerumunan penerima sertifikat tanah. Namun ternyata Jalaludin masih baru dalam hal tanam menanam jagung.
Ini diketahui Jokowi karena Jalaludin tidak bisa menjawab pertanyaannya dengan tepat. "Sekilo berapa harga jagung?" tanya Jokowi.
"Rp 800/kg," jawab Jalaludin.
Jokowi yang tak percaya dengan harga jagung yang serendah itu kemudian mencoba menanyakan ulang ke Jalaludin. Namun Jalaludin tak merevisi keterangannya.
"Ini petani baru ini, belum tahu harga. Nanti kalau (harga jagung) Rp 800/kg ya enggak ada yang menanam jagung nanti. Infonya Rp 3.800/kg sampai Rp 3.700/kg, karena HPP-nya adalah Rp 2.700/kg," terang Jokowi. (dnu/hns)