Merespons capaian itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, menyambut baik kenaikan peringkat kemudahan bisnis itu. Hal ini tercermin dari angka-angka ekonomi makro yang membaik.
"Alhamdulillah itu membuktikan bahwa angka ekonomi kita itu bukan angka yang bohong," kata Tito di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (1/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kenaikan peringkat kemudahan berusaha Indonesia, Tito mengungkapkan, kepercayaan berinvestasi di Indonesia pun semakin meningkat. Hal ini sebelumnya juga tercermin dalam penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga ke level 6.000.
"EODB naik ke 72 berarti trustnya (kepercayaan) naik. Secara number dibuktikan dengan menguatnya pasar modal. Orang kan gitu, bagus, gue (saya) masukin duit ke Indonesia," kata Tito.
Tito berharap perekonomian Indonesia ke depan bisa semakin baik. "Semoga ini membaik terus ini tanda-tandanya semua membaik di akhir tahun ini," ujar Tito
Sebelumnya, menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi) kenaikan peringkat tersebut menunjukkan perbaikan dalam hal perizinan di Indonesia. Meskipun masih banyak hal yang perlu dibenahi.
"Itu akan terus kita perbaiki, kita benahi. Dulu peringkat 120, masuk ke 106, masuk lagi ke 91, sekarang 72, artinya kita sekarang sudah lebih baik. Lebih baik dari China, dari India, dari Brasil," tuturnya di Muara Gembong, Desa Pantai Bakti, Kabupaten Bekasi, Rabu (1/11/2017).
Namun, Jokowi mengaku masih belum puas dengan capaian tersebut. Dia sudah berpesan kepada Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, bahwa dia tetap ingin target peringkat 40 bisa tercapai dalam 2 tahun.
"Tetapi saya tetap ngomong ke Menko, saya enggak mau hanya 72. Tahun depan paling tidak 50, tahun depannya lagi baru masuk ke target yang saya berikan 40," tegasnya. (ara/hns)