"Oleh sebab itu, wajar jika produksi ikan tuna ini sangat penting untuk dikembangkan," kata Irwandi di Banda Aceh, Jumat (3/11/2017).
Menurutnya, ikan tuna tak hanya digemari oleh masyarakat Tanah Rencong tapi juga warga di seluruh dunia. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, ikan tuna yang ditangkap nelayan dan didaratkan di Pelabuhan Perikanan Lampulo pada tahun 2016 sebanyak 2.459 ton. Angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2015 sebesar 2.119 ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Serta menggulirkan berbagai program pemberdayaan dan penguatan di sektor perikanan dan kelautan," jelas Irwandi.
Pada Kamis (2/11/2017) kemarin, Gubernur Irwandi meletakkan batu pertama pembangunan Pabrik Pengolahan Ikan Tuna, PT. Yakin Pasifik Tuna, di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh. Hadir dalam kegiatan tersebut di antaranya Direktur PT Yakin Pasifik Tuna Aceh, Almer Havis, Direktur PT Yamako Pasifik Kuala Lumpur, Abdul Malik Hasan, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Mulyadi Nurdin, serta disaksikan sejumlah investor dari luar negeri dan sejumlah tamu lainnya.
Irwandi berharap tempat pengolahan tuna yang dibangun tersebut dapat berkembang sehingga memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi perikanan Aceh. Dengan demikian, kesejahteraan nelayan juga bakalan meningkat.
"Potensi disektor perikanan Aceh selama ini masih belum tergarap dengan maksimal. Padahal, tiga sisi Aceh berbatasan langsung dengan laut, sehingga menjadikan Aceh salah satu kawasan yang memiliki sumber daya kelautan sangat besar," ungkap pria yang akrap disapa Bang Wandi tersebut.
"Hal ini wajar, mengingat Aceh memiliki luas kawasan laut mencapai 295 ribu km² dengan panjang garis pantai mencapai 2.666 km," jelasnya. (hns/hns)











































