Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, jumlah pengangguran pada Agustus 2017 jika dilihat dari indikator pendidikan lebih banyak berasal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
"Untuk SMK paling tinggi di antara tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 11,41%," kata Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (6/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dapat dilihat, TPT SD ke bawah paling kecil di antara semua tingkat pendidikan, yaitu sebesar 2,62%," jelas dia.
Mengenai jumlah berdasarkan pendidikan, kata Suhariyanto, jumlah penduduk yang bekerja dari 121,02 juta paling banyak SD dengan 50,98 juta orang atau 42,13%. Kedua berasal dari SMP sebanyak 21,72 juta orang atau 17,95%, lalu disusul SMA sebanyak 21,13 juta orang atau 17,46%.
Untuk SMK sebanyak 12,59 juta orang atau 10,40%, untuk diploma I/II/III sebanyak 3,28 juta orang atau 2,71%, dan universitas sebanyak 11,32 juta otang atau 9,35%.
Untuk pengangguran berdasarkan provinsi, pria yang akrab disapa Kecuk ini memastikan paling tinggi terjadi di Maluku dengan 9,29% dan yang paling rendah di Bali dengan 1,48%.
"Jadi TPT tertinggi tercatat di Provinsi Maluku sebesar 9,29%, dan terendah di Provinsi Bali sebesar 1,48%," ungkap dia.
Berdasarkan status pekerjaan utama, pada Agustus 2017 dengan jumlah penduduk bekerja 121,02 juta orang, sekitar 39,71% atau 48,05 juta orang merupakan buruh karyawan, 19,13% atau 23,15 juta orang merupakan berusaha sendiri.
Lalu, 14,89% atau 18,02 juta orang merupakan berusaha dibantu buruh tidak tetap, 12,26% atau 14,84 juta orang merupakan pekerja keluarga atau tidak dibayar, lalu 5,92% atau 7,16 juta orang merupakan pekerja bebas di non pertanian.
Selanjutnya, 4,83% atau 5,85 juta orang merupakan pekerja bebas di pertanian, dan 3,26% atau 3,95 juta orang merupakan berusaha dibantu buruh tetap. (ang/ang)