Tak Mau Gegabah, Ritel Bakal Lebih Hati-hati Buka Toko Baru

Tak Mau Gegabah, Ritel Bakal Lebih Hati-hati Buka Toko Baru

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 09 Nov 2017 15:28 WIB
Foto: Muhammad Idris
Jakarta - Situasi perekonomian yang tak menentu membuat industri ritel tengah melesu. Terbukti dari banyaknya ritel yang mengurangi jumlah tokonya.

Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), Tutum Rahanta, saat ini para pelaku ritel cenderung menahan ekspansi. Mereka kini lebih selektif mencari tempat untuk membuka cabang baru.

"Ya nahan ekspansi pasti, tapi kalau ada peluang lokasi yang bagus tetap buka," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Kamis (9/11/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Seperti PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang tahun ini telah menutup seluruh toko Lotus dan Debenhams di Indonesia. Kendati begitu perseroan masih melakukan ekspansi sekitar 70.000 meter persegi tahun ini.

Namun ekspansi tersebut dilakukan dengan selektif. MAP hanya fokus mengembangkan gerai-gerai yang laris seperti Kidz Station, Payless, Zara, Pull & Bear, Stradivarius dan Starbucks.


Menurut Tutum, saat ini memang pelaku ritel cenderung selektif dalam berekspansi. Berbeda ketika ketika masa jaya, bahwa pertumbuhan jumlah toko menjadi acuan suksesnya perusahaan ritel.

"Kalau dulu lokasi jelek juga tetap diambil. Sekarang tergantung lokasinya," ujarnya.


Menurut Tutum para perusahaan ritel saat ini juga lebih selektif dalam memilih barang jualannya. Mereka kini cenderung hanya produk-produk yang diminati masyarakat saja.

"Jadi solusinya tunggu ekonomi membaik. Atau kalau tidak cocok jual baju bisa jual yang lain, Pengusaha kan seperti itu," tandasnya. (mkj/mkj)

Hide Ads