Ada berbagai produk Indonesia mulai dari makanan, minuman, kerajinan tangan, garmen hingga properti yang dipamerkan dalam acara ini. 26 perusahaan Indonesia yang memamerkan produknya di sini, di antaranya produk makanan ringan produksi Orang Tua Group dan Mayora, produk minuman produksi Sinar Sosro.
Kemudian, minyak pelumas produksi Pertamina hingga obat-obatan dari Kalbe. Dengan diadakan pameran ini, diharapkan transaksi perdagangan antara Indonesia dan Vietnam bisa semakin meningkat seiring dengan pengenalan akan produk-produk Indonesia kepada masyarakat Vietnam di Da Nang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendag Enggartiasto Lukita di Vietnam Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance |
Hal ini sesuai dengan kesepakatan antara kedua negara yang ingin meningkatkan nilai perdagangannya hingga US$ 10 miliar di 2018.
"Vietnam dan Indonesia sudah membangun kerja sama sejak 2013. Indonesia jadi salah satu rekan kerja sama dalam bisnis. Ekspor antara kedua negara terus meningkat. Tapi jumlahnya masih rendah dari target," kata Vice Chairman Kota Da Nang, Tran Van Mien dalam sambutannya di Vincom Plaza Da Nang, Vietnam, Kamis (9/11/2017).
Setali tiga uang, Mendag Enggartiasto menyebut masih ada banyak ruang kerja sama dalam perdagangan yang bisa dilakukan dengan Vietnam. Pihaknya akan mendorong inisiatif-inisiatif baru yang bisa dilakukan untuk mengejar target perdagangan tersebut akan dilakukan untuk memacu ekspor ke Vietnam.
Mendag Enggartiasto Lukita di Vietnam Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance |
Salah satunya adalah dengan membentuk atase perdagangan di Ho Chi Minh demi meminimalisir hambatan dalam urusan perdagangan antar negara.
"Potensi besar di Vietnam terus berkembang. Atas persetujuan dari Kementerian luar negeri, segera kita tempatkan atase perdagangan di Hanoi sehingga semua persoalan informasi dalam kegiatan perdagangan bisa diatasi. Apapun persoalannya, beri tahu kami. Supaya lebih informatif dan berbagai pelayanan lebih mudah," ungkapnya.
Enggar kemudian berkeliling melihat sejumlah produk Indonesia yang dipamerkan di Vincom Plaza Da Nang. Setidaknya ada 26 perusahaan asal Indonesia yang memamerkan produknya di sini, di antaranya produk makanan ringan milik Orang Tua Group dan Mayora, produk minuman milik Sinar Sosro, minyak pelumas milik Pertamina hingga obat-obatan milik Kalbe.
Mendag Enggartiasto Lukita di Vietnam Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance |
Sesekali ia mencoba produk makanan yang ditawarkan kepadanya.
"Ini sudah kita distribusikan ke Sevel yang ada di sini, Pak," ujar salah satu perwakilan produk makanan yang dipamerkan di lokasi.
Dia billang, ada banyak peluang Indonesia untuk bisa mencapai target peningkatan nilai perdagangan antara kedua negara menjadi US$ 10 miliar. Adapun pada tahun 2016, nilai perdagangan antara kedua negara diketahui mencapai US$ 6,3 miliar pada 2016 dengan defisit sebesar US$ 182,76 juta di pihak Indonesia.
"Secara khusus perdagangan kita ke Vietnam cukup tajam dan untuk itu kita juga memanfaatkan mengenalkan produk Indonesia yang masuk di Vietnam, sehingga mereka lebih mengenal lagi. Beberapa komoditi mereka meningkat ekspornya 100% bahkan, terutama makanan jadi dan itu menggembirakan," tutur Enggar.
"Itu sisi positifnya dari perdagangan bebas MEA. Tapi yang harus kita hati-hati adalah untuk yang small medium enterprise. Kalau yang besar kita sudah siap untuk bersaing. Tapi yang UKM itu yang harus kita jaga dan bina. Tapi apapun itu, perkembangan ini menggembirakan. Pemerintah akan mensupport apapun persoalan yang dihadapi, kita akan bantu sepenuhnya. Sehingga mereka bisa melakukan perdagangan lebih baik lagi," pungkas Enggar. (eds/hns)












































Mendag Enggartiasto Lukita di Vietnam Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance
Mendag Enggartiasto Lukita di Vietnam Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance
Mendag Enggartiasto Lukita di Vietnam Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance