Tentang Meng-Indonesiakan Asing Lewat Startup

Laporan dari Da Nang

Tentang Meng-Indonesiakan Asing Lewat Startup

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Minggu, 12 Nov 2017 14:09 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Da Nang - Sejumlah perusahaan start up asal Indonesia diketahui mendapat suntikan modal dengan sejumlah raksasa e-Commerce asing. Salah satunya adalah Alibaba yang sangat menonjol dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam 18 bulan terakhir, perusahaan asal China milik Jack Ma tersebut sudah investasi lebih dari Rp 30 triliun ke Indonesia di bidang digital, yakni ke Tokopedia dan Lazada, serta Go-Jek yang disuntik modal oleh Tencent Holdings hingga KKR dan lainnya.

Hal ini disambut baik oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. Disuntiknya kedua perusahaan e-Commerce asal Indonesia tersebut membuktikan bahwa ekonomi digital akan terus berkembang, sama seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada rangkaian acara Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Vietnam kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu suatu fenomena yang positif. Itu memberikan peluang yg luar biasa bagi perusahaan muda kita, inovator-inovator muda Indonesia untuk menciptakan solusi-solusi yang lokal," katanya kepada detikFinance saat ditemui di Da Nang, Vietnam, Minggu (12/11/2017).


"Seperti Presiden sampaikan sebelumnya, ada peluang yang luar biasa untuk meng-Indonesiakan solusi-solusi internet, dan itu bisa sangat laku sekali seperti Go-Jek, atau meng-Indonesiakan Uber misalnya. Jadi menyesuaikan produk global dengan kondisi lokal. Itu peluang luar biasa," tambahnya.

Masuknya modal dari raksasa e-Commerce tersebut diharapkan bisa menambah serapan tenaga kerja Indonesia.

"Minimum ada arus modal masuk kan. Dari pada dia tidak investasi, bikin web berbahasa Indonesia di China. Jadi mendingan dia investasi di Lazada, Tokopedia yang bisa menggarap mitra lokalnya dia di Indonesia. Jadi arus modal masuk, menciptakan lapangan kerja di Tokopedia dan Lazada dan syukur Alibaba bersedia menggarap ekonomi digital Indonesia melalui investasi," tutur pria yang akrab disapa Thom tersebut.

Namun demikian, dunia digital yang terus berkembang dan membuat dunia seperti tidak ada batas juga harus diantisipasi oleh perusahaan lokal tersebut. Pasalnya, tanpa meningkatkan kapasitas dan menyesuaikan dengan gaya hidup digital yang terus berkembang justru dapat dimakan oleh kemajuan itu sendiri.

"Internet itu kan benar-benar borderless dan kita harus siap itu. Dengan demikian pengusaha kita tidak punya pilihan kecuali harus bersaing dengan seluruh dunia. Karena konsumen kita bisa dijangkau oleh saingan dari Amerika, China, Malaysia, Australia dan Eropa," ungkapnya.

"Jadi perlu kesiapan khusus untuk bersaing di internet karena di internet otomatis kita going global. Karena dengan handphone saja, siapapun di desa-desa, kampung-kampung pun semua perusahaan seluruh dunia bisa langsung jangkau konsumen kita," pungkasnya. (eds/mkj)

Hide Ads