Namun dalam praktiknya di lapangan ditemui sejumlah kendala. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, mengaku terus berusaha keras untuk mewujudkan penyetaraan harga di Papua. "Kami mencoba sekeras mungkin (penyetaraan harga di Papua)," kata Rini, usai mengunjungi perkebunan kopi di Wolu, Wamena, Papua, Senin (20/11/2017).
Sejumlah BUMN seperti PT Semen Tonasa, PT Pertamina, PT PPI, dan PT Pos Indonesia disinergikan untuk menjaga penyetaraan harga di Papua, termasuk menjamin ketersediaan pasokan. Direktur Utama PT Semen Tonasa, Muh Subhan, mengatakan pihaknya terus berkomitmen menjaga program satu harga di Papua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rini pun sempat mengecek beberapa toko material di Wamena dan Puncak Jaya. Di Puncak Jaya, stok semen memang tak banyak. Ini lantaran pengiriman ke wilayah tersebut terhambat. Selain itu pedagang memang tak berani menyetok dalam jumlah banyak. Kondisi cuaca di Puncak Jaya menyebabkan semen tak bisa disimpan dalam waktu lama.
![]() |
Di Wamena, Rini juga mengecek sebuah toko bahan bangunan. Dia memastikan ketersediaan semen cukup dan penjual tak memasang harga seenaknya.
Sibarani seorang pemilik toko bahan bangunan mengatakan harga semen di Wamena cukup terjaga. Pasokan juga tersedia cukup. Dalam sebulan dia bisa menjual lebih dari 200 sak semen. "Kalau tak dibatasi bisa lebih," kata dia.
Rini berpesan kepada Sibarani, agar menjaga ketersediaan semen dan tidak memainkan harga. Terkait program penyetaraan harga ini, Rini mengatakan, BUMN tentunya tidak memperhitungkan untung dan rugi.
"BUMN memang harus untung. Tetapi kalau kita hitung-hitung sudah untung kita harus bisa memberi manfaat ke masyarakat," kata Rini.
Selain mengecek stok BBM dan semen, Rini juga mengecek ketersediaan dan harga bahan pokok. Di Wamena dan Puncak Jaya saat ini harga minyak goreng sudah berhasil ditekan dari sebelumnya Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu per liter menjadi Rp 25 ribu per liternya.
Direktur PT PPI, Agus Andiyani, mengatakan mulai 2 bulan yang lalu sampai sekarang pihaknya sudah mengirimkan sekitar 15 ton minyak goreng, gula, dan terigu ke Papua. Namun memang akhir-akhir ini pengiriman itu mengalami kendala karena faktor keamanan. Hal ini menyebabkan rute pengiriman memutar lebih jauh sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk sampai tujuan. (erd/wdl)