Ini Deretan Pertanyaan Berbau Sara di Wawancara Beasiswa LPDP

Ini Deretan Pertanyaan Berbau Sara di Wawancara Beasiswa LPDP

Fadhly F Rachman - detikFinance
Selasa, 21 Nov 2017 18:27 WIB
Foto: Tim Infografis: Zaki Alfarabi
Jakarta - Konsultan Gender dan HAM, Tunggal Pawestri, melakukan penelusuran terkait adanya pertanyaan yang mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan) dalam proses wawancara penerimaan beasiswa Program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Tunggal mengungkapkan, awalnya dirinya mendapatkan temuan adanya wawancara dalam proses penerimaan beasiswa LPDP melalui seorang temannya. Temannya yang seorang seorang konsultan busana itu mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang dianggap tak sesuai konteks akademik penerimaan beasiswa LPDP.

"Ada teman dekat saya ketika habis proses wawancara dia cerita ke saya. Lalu saya penasaran, karena menurut saya pertanyaan itu tidak benar. Misalkan, 'kamu konsultan hijab, tapi kenapa tidak pakai jilbab?' 'Kamu agamanya apa?' 'Kalau kamu Islam kenapa tidak berjilbab?' Lalu ada pertanyaan yang sensitif yang menurut dia tidak relevan untuk didiskusikan pada wawancara akademik," kata Tunggal kepada detikFinance, Jakarta, Selasa (21/11/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari situ, kemudian Tunggal pun menelusurinya lebih lanjut melalui media sosial miliknya. Dari penelusuran itu, Tunggal mendapatkan sebanyak 55 orang responden yang mengalami hal serupa dengan temannya. Yakni mendapatkan pertanyaan sensitif dan mengandung unsur SARA dalam wawancara seleksi penerima beasiswa LPDP.

Tunggal mengatakan, dari pengakuan responden pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pewawancara itu beragam. Namun, sebagian besar dari responden mengaku pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pewawancara tak menyangkut masalah akademik, melainkan isu pribadi yang sensitif.

"Salah satu temuan saya, jadi misalnya ada 15 menit bicara soal, dia diminta untuk menjelaskan kenapa dia 5 tahun belum punya anak, sudah berobat atau belum. Dan itu rangkaian dari diskusi wawancara tersebut," katanya.

"Lalu ada lagi pertanyaan seksis soal, 'kamu ke Belanda mau punya pacar bule?' Dan hampir semua responden perempuan yang pernah mengikuti wawancara terutama yang belum menikah pasti ada pertanyaan semacam itu, terutama yang tujuan sekolahnya ke luar negeri," sambungnya.

Bahkan, Tunggal mengatakan yang terbaru dalam wawancara seleksi penerima beasiswa LPDP, si peserta diharuskan untuk menyanyikan lagu nasional dalam proses tersebut.

"Lalu ada temuan baru, seorang teman yang diwawancara diminta untuk menyanyikan tiga lagu nasional untuk membuktikan dia masih punya komitmen terhadap Indonesia. Jadi itu masih bagian dari proses wawancara. Wawancaranya berlangsung ada yang 30 menit ada yang 45 menit. Jadi memang ada tiga orang yang wawancara dan pasti ada pertanyaan soal itu," katanya.

Namun Tunggal mengaku, dirinya tak mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan dari wawancara tersebut mempengaruhi hasil seleksi penerima beasiswa LPDP atau tidak.

"Pertanyaan-pertanyaan yang saya kumpulkan bukan hanya dari responden yang tidak lulus, tapi juga ke responden yang lulus, jadi tidak bisa diambil hubungan antara apakah pertanyaan tersebut berdampak pada lulus tidaknya, itu saya tidak mau masuk ke wilayah itu. Jadi saya enggak mau ambil kesimpulan," pungkasnya. (dna/dna)

Hide Ads