Arief mengatakan, hal tersebut dikarenakan adanya bencana letusan Gunung Agung, Bali.
"Target kemungkinan hanya tercapai 14 juta atau 93-95 persen," kata Arief di Komplek Istana, Jakarta, Rabu (29/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku, jumlah kunjungan wisman mancanegara yang tidak mencapai target juga sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Sudah saya sampaikan ke Presiden ke Menko. Kapasitas bandara itu 60.000 per hari 30.000 pergi 30.000 datang. Wismannya 15.000 wisnus nya 15.000. Jumlah wisnus melalui darat 10.000. Kalau dia stay empat hari rata-rata di Bali, wisman, itu adalah 160.000," jelas dia.
Sedangkan untuk angka kerugian, Arief mengungkapkan sejak penetapan zona awas pada Gunung Agung hingga 36 hari ke depan ditaksir mencapai Rp 9 triliun.
"Kalau ini 36 hari efektifnya kita terganggu itu sekitar Rp 9 triliun," papar dia.
Terkait dengan perhelatan pertemuan IMF-World Bank (WB) pada Oktober 2018. Arief mengklaim hanya Jakarta yang paling tepat sebagai opsi kedua setelah Bali.
Namun, hal itu tidak bisa dipastikan lantaran masih belum diketahui kapan bencana letusan Gunung Agung ini berakhir.
"Kita kalau mau jawab form soal itu juga tidak bisa karena tidak ada teknologi yang menyatakan kapan ini berakhir. Ya kita lihat nanti. Semoga cepatlah. Selain Bali hanya Jakarta yang bisa untuk International event. Kita di Jakarta punya JCC," tutup dia. (mkj/mkj)











































