Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penyebab penurunan jumlah wisman pada Oktober tahun ini meletusnya Gunung Agung di Bali.
"Kalau dilacak Oktober ini tidak ada hari libur, kalau September ada 2 hari libur, faktor Oktober karena enggak ada liburan dan Gunung Agung," kata Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (4/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang akrab disapa Kecuk ini menuturkan, 1,158 juta ini sekitar 964.887 wisman melalui 19 pintu utama dengan 938.250 wisman reguler, dan 26.637 merupakan wisman khusus. Sedangkan 193.712 wisman datang di luar 19 pintu utama, seperti 155.924 melalui pos lintas batas, dan lainnya sebanyak 37.788.
"Kalau lihat kumulatifnya, selama Januari-Oktober 2017 sudah mencapai 11,61 juta atau naik 23,55%, ungkap dia.
Kecuk menuturkan, meletusnya Gunung Agung memberikan dampak terhadap tiga pintu masuk utama, seperti Bandara Ngurah Rai yang secara month-to-month (mtm) 15,99% namun secara yoy naik 9,25%, begitu juga dengan Bandara Soekarno Hatta yang turun 1,70% secara mtm, dan YoY turun sebesar 9,37%, sedangkan di Bandara Batam turun 4,89% (mtm) dan YoY turun 1,10%.
"Berdasarkan kewarganegaraan komposisinya tidak berubah, Tiongkok masih pertama dengan 14,47% atau 167.704, Singapura kedua dengan 9,82%, Malaysia 9,78%, Australia 8,73%, dan Jepang 3,70%," tambah dia.
Penurunan jumlah wisman juga mempengaruhi Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada Oktober yang turun 1,49% menjadi 56,93 dari bulan sebelumnya yang sebesar 58,42.
Sedangkan perkembangan transportasi udara domestik juga alami penurunan 0,38% menjadi 7,52 juta orang dari bulan sebelumnya yang sebanyak 7,55 juta orang. Untuk penerbangan internasional turun 5,64% menjadi 1,35 juta dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebanyak 1,43 juta orang.
"Untuk angkutan laut, kapal penumpang naik 1,36% (mtm) menjadi 1,53 juta orang, barangnya juga naik 1,76% menjadi 22,81 juta ton," jelas dia.
Sedangkan untuk angkutan kereta api, Kecuk menyebutkan, pembukaan rute baru untuk KRL Jabodetabek yakni Jakarta Kota-Cikarang memberikan dampak cukup signifikan.
Dia menyebutkan, jumlah penumpang kereta api pada Oktober 2017 sebanyak 35,07% atau naik 7,91% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 32,50 juta orang. Begitu juga dengan angkutan barangnya yang menjadi 4,06 juta ton atau naik 7,30% dari bulan sebelumnya.
"Kereta Api itu 35,07 juta, kenaikan signifikan, itu 80% merupakan penumpang KRL, jadi 80% KRL, salah satu penyebab signifikan, karena Oktober ada penambahan rute Jakarta Kota-Cikarang, itu mengakibatkan kenaikan jumlah penumpang Jabodetabek 10%," tukas dia. (mkj/mkj)











































