Jelang Natal, Bazar Sembako Murah di Kupang Diserbu Ibu-ibu

Jelang Natal, Bazar Sembako Murah di Kupang Diserbu Ibu-ibu

Mega Putra Ratya - detikFinance
Selasa, 12 Des 2017 17:45 WIB
Foto: Dok Kementan
Kupang - Bazar sembako murah yang digelar di GMIT Maranatha Kupang, NTT diserbu warga. Warga yang didominasi ibu-ibu ini antusias belanja karena harganya lebih murah.

Bazar tersebut digelar oleh Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Selasa (12/12/2017). Bazar juga bertujuan mengendalikan harga pangan jelang hari besar keagamaan nasional (HBKN) Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.

Bazar ini diikuti Toko Tani Indonesia (TTI) dan beberapa distributor pangan. Harga beras dipatok Rp 8.000/kg, minyak goreng Rp 12.500/ liter, gula pasir Rp 12.500/kg, bawang merah Rp 18.000/kg, bawang putih Rp 18.000/kg. Kehadiran TTI ini sebagai salah satu upaya menjaga stabilitas harga pangan pokok di tengah meningkatnya permintaan menjelang HBKN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kehadiran TTI sangat strategis dalam upaya menyediakan pangan berkualitas dengan harga terjangkau bagi masyarakat," ujar Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Tri Agustin Satriani dalam keterangan tertulis, Selasa (12/12/2017).

Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan Hadji Husen menyebutkan bahwa dalam bazar ini, TTI menyediakan stok beras sebanyak 2 ton. Beras itu dijual dalam kemasan 5 kg dengan harga Rp 8.000/kg.

"Di provinsi NTT sudah ada 12 TTI yang disuplai dari 6 Gapoktan LUPM dan kami melihat respon masyarakat dengan kehadiran TTI ini sangat antusias," ujarnya.

Lebih lanjut, Hadji menegaskan bahwa stok dan pasokan beras di Provinsi NTT jelang HBKN ini dipastikan cukup untuk 3 bulan ke depan.

Salah satu pembeli beras TTI, Sofia warga Oebufu mengungkapkan harapannya agar bazar seperti ini dapat rutin digelar di Kota Kupang.

"Kami senang ada jual beras dan kebutuhan pangan yang harga nya murah, apalagi ini sudah mau Natal. Kami butuh bahan pangan lebih banyak," ungkapnya.

TTI yang digagas Badan Ketahanan Pangan Kementan merupakan salah satu upaya Pemerintah yang dilakukan untuk menjaga stabilitas harga, baik di tingkat petani/produsen dan di tingkat konsumen.

Melalui kegiatan ini, Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (LUPM) dan Toko Tani Indonesia diberdayakan untuk dapat menjalankan fungsi sebagai lembaga distribusi dalam suatu rantai distribusi yang lebih efisien. Sehingga dapat mengurangi disparitas harga antara produsen dan konsumen.

Kehadiran TTI di masyarakat juga diharapkan mampu menstabilkan harga pangan, sehingga tidak berfluktuasi. (ega/hns)

Hide Ads