"Memang seperti yang disampaikan Pak Robert (Dirjen Pajak), kalau mau 100% itu berat, terus terang berat, karena kan posisi per November itu perlu ratusan triliun, terakhir 77%, ibu juga sudah ngomong 78%, kan itu kurangnya Rp 290 triliun, dan saya bohong juga kalau saya bilang ini akan dapat," kata Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan Pajak Ditjen Pajak, Yon Arsal di Jeep Station Indonesia, Bogor, Rabu (13/12/2017).
Meski sulit untuk mencapai target 100%, Yon menyebutkan, realisasi penerimaan hingga saat ini lebih baik dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang termasuk program tax amnesty atau pengampunan pajak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Per Desember itu masih 70%, kalau tahun lalu termasuk TA dulu kita baru Rp 948 triliun, kita masih shortfall Rp 400 triliun, sekarang Rp 290 triliun artinya periode 1 bulan ini berharap posisinya lebih baik," ungkap dia.
Adapun, kata Yon, penerimaan pajak yang sudah mencapai 77% ini juga ditopang dengan data yang cukup baik. Seperti PPN dalam negeri tumbuh 15%, PPh orang pribadi tumbuh 44%, PPh badan tumbuh 17%, kemudian PPh 21 tumbuh 6%.
Kemudian basis sektoralnya juga masih menunjukan pertumbuhan, seperti sektor pertambangan itu tumbuh 30%, sektor industri pengolahan juga tumbuh 17%.
"Jadi kalau lihat sektor utama penerimaan kita bisa berikan sinyal yang positif, penerimaan dari TA belum tercover," pungkas dia. (mkj/mkj)











































