Kenaikan harga bahan pokok juga dipicu naiknya permintaan masyarakat di pasaran. Bahkan, kenaikan sendiri telah diprediksi pemerintah dan pedagang.
Seperti di Pasar Induk Bitingan Kudus. Kenaikan harga terjadi hampir di sejumlah bahan pokok. Dengan kenaikan paling tinggi terjadi pada telur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenaikan harga ini terjadi sejak dua pekan lalu. Menurut pedagang, kenaikan ini biasa terjadi jelang Natal dan Tahun Baru. "Harga mulai pada naik baru-baru ini," kata pedagang, Jumiah (60).
Para pedagang mengaku, semakin tingginya harga bahan pokok di pasaran, maka semakin merosot pula daya beli masyarakat. Pedagang juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pembelian bahan pokok yang umumnya didatangkan dari luar kota.
"Semuanya naik, ibu-ibu mengeluh dengan kenaikan bahan pokok. Sebelum Natal dan Tahun Baru pasti naik semua, ya mau bagaimana lagi, pengeluaran belanja semakin banyak," ujar Siti, salah satu pembeli.
Sudiharti, Kepala Dinas Perdagangan Kudus dalam kegiatan pantauan harga sembako di Pasar Bitingan mengatakan, kenaikan harga memang biasa terjadi jelang Natal dan Tahun Baru. "Yang penting, tidak terjadi kelangkaan barang. Kalau naik tapi barang langka, kasihan masyarakat," terangnya.
Adapun antisipasi dinas agar barang selalu ada, yakni koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pemkab daerah lain. Jika di Kudus terjadi kelangkaan beras, maka pihaknya koordinasi dengan kota lain yang berasnya banyak.
Kasat Reskrim Polres Kudus AKP Kurniawan Daili yang juga ikut pantauan mengatakan, pihaknya mengantisipasi penimbunan sembako. Makanya, pantauan dilakukan. Tidak hanya di Pasar Bitingan, tapi juga pasar lain di Kudus.
"Kita juga minta Babinsa ngawasi jika ada penimbunan. Sebab kalau sampai ada, akan ada sanksi," kata Kurniawan. (mkj/mkj)