Menurut Tini, biasanya jelang perayaan tutup tahun, ia bisa menjual hingga 200 terompet. Namun, baru 10 terompet yang laku sejak ia membuka lapak pada 20 Desember
"Turun banget, sepi biasanya kalau sudah tanggal segini sudah 200-an (terjual) ada yang borong, beberapa tahun lalu juga gitu, yang eceran juga banyak tapi sekarang enggak ada, saya jualan dari tanggal 20 (Desember) tapi di sini sepi," ujar dia kepada detikFinance, Kamis (28/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dia juga berharap saat malam tahun baru nanti tidak hujan sehingga minat pembeli tidak surut mencari terompet.
"Memang ramainya tangal 30- 31 (Desember) yang beli. Semoga aja enggak hujan," ujar dia.
Sepinya penjualan terompet juga dirasakan Andi, pedagang terompet lainnya di kawasan Cikini.
"Saya sekarang jualan di pinggir jalan gini (depan stasiun cikini) juga sama saja, karena enggak jauh dari lapak sebelumnya. Hanya memang sepi," ungkap dia.
![]() |
Ade yang berjualan terompet sejak 15 Desember ini enggan menyebut berapa terompet yang sudah laku terjual. Namun,ia mengaku penjualan tahun ini begitu jomplang dibanding tahun sebelumnya.
"Ini aja (barang) belum muter (modal), biasanya tuh tahun lalu bisa dapat sampai Rp 5 juta, ini Rp 1 juta saja belum," ujar dia. (hns/hns)