Ekonomi RI Masih Kalah dari Malaysia dan Singapura, Ini Sebabnya

Ekonomi RI Masih Kalah dari Malaysia dan Singapura, Ini Sebabnya

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 02 Jan 2018 13:47 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance
Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tak bisa sekencang negara-negara lainnya, padahal seluruh indikator ekonomi Indonesia menunjukkan sentimen yang positif. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengakui hal tersebut.

Dia bilang, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia memang masih kalah dibanding negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Hal itu disebabkan lantaran kedua negara tersebut lebih baik dalam membangun sektor industrinya.

"Tahun 2017 memang ekonomi beberapa negara yang tadinya rendah pertumbuhannya, mulai meningkat dan bahkan melebihi pertumbuhan Indonesia seperti Malaysia, Singapura. Nah memang kalau dilihat perbedaan utamanya, mereka punya sektor industri yang jauh lebih besar peranannya dalam perekonomian," kata Darmin saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (2/1/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga begitu ekonomi global membaik, dan mereka berorientasi ekspor, juga itu akan lebih cepat mereka bisa memanfaatkan. Sementara kita, ekspor kita itu masih didominasi hasil sumber daya alam, sehingga dia tidak terlalu cepat juga dibandingkan dengan kalau negara yang industrinya untuk ekspor lebih berperan," tambahnya.

Dia bilang, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berusaha untuk mendorong industrialisasi sejak awal guna memberi efek berganda dalam perekonomian. Namun adanya perlambatan dalam perekonomian dunia sempat membuat upaya industrialisasi yang dilakukan mengalami hambatan.

"Tapi kita mau tidak mau harus masuk ke sektor industri. Harus mempercepat dan kita sedang mengidentifikasi dengan Kementerian Perindustrian, apa saja yang harus dikembangkan, yang juga dia mengekspor, tidak hanya kebutuhan dalam negeri. Kalau kita bertahan dengan kebutuhan dalam negeri, maka pertumbuhan tidak akan besar. Kita harus masuk ke ekspor," pungkasnya. (eds/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads