Neraca Perdagangan RI 2017 Surplus US$ 11,84 Miliar

Neraca Perdagangan RI 2017 Surplus US$ 11,84 Miliar

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 15 Jan 2018 12:12 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari-Desember 2017 tercatat surplus US$ 11,84 miliar. Surplus neraca perdagangan ini terus dialami sejak 2015. Total ekspor di 2017 tercatat sebesar US$ 168,728 miliar dengan impor US$ 156,893 miliar.

Demikianlah disampaikan oleh Ketua Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Rabu (15/1/2018).

"Kalau tahun 2017 kita surplus US$ 11,84 miliar," kata Suhariyanto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Desember 2017, neraca perdagangan tercatat mengalami defisit US$ 270 juta dengan ekspor US$ 14,8 miliar atau turun 3,45% dan impor US$ 15,06 miliar atau turun 0,29%.

Ekspor pada Desember 2017 juga tercatat mengalami penurunan 3,45% dibandingkan November 2017 dengan komposisi 90% non migas dan 10% migas. Sedangkan ekspor migas November 2017 ke Desember 2017 naik 17,96% dan non migas turun 5,41% di sektor pertanian dan industri pengolahan.

"Ini ekspor Desember 2017 alami turun 3,45%, karena ekspor non migas yang turun. Kalau YoY desember 2017 ke 2016 masih bagus yaitu tumbuh 6,93%," katanya.

Ekspor

Nilai ekspor sepanjang 2017 mencapai US$ 168,728 miliar atau mengalami kenaikan dibandingkan 2016 US$ 145,186 miliar. Adapun total ekspor migas pada 2017 US$ 15,738 miliar dengan ekspor non migas US$ 152,990 miliar.

Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor 2016 sebesar 145,186 miliar dengan rincian ekspor migas US$ 13,105 miliar dan ekspor non migas US$ 132,080 miliar.

Pangsa pasar ekspor:
China US$ 21,32 miliar (13,94%)
Amerika Serikat US$ 17,14 miliar (11,20%)
Jepang US$ 14,70 miliar (9,60%)

Impor

Sepanjang 2017 nilai impor US$ 156,893 miliar atau mengalami kenaikan 15,66% dibandingkan impor 2016 US$ 135,652 miliar. Kenaikan didukung oleh impor non migas yang tumbuh 13,41% menjadi US$ 132,59 miliar.

"Total impor tumbuh 15,66% nilainya US$ 156,89 miliar dari 2016 yang US$ 135,65 miliar," jelasnya.

Sepanjang Desember tercatat impor US$ 15,06 miliar dengan penurunan 0,29% dibandingkan November 2017 karena turunnya impor non migas.

"Sementara migasnya naik lumayan tinggi 15,89%. Kalau YoY Desember 2017 naik 17,83% dibanding Desember 2016. Impornya turun bisa didugan neraca perdagangan," ujarnya.

Pangsa pasar impor:
China US$ 35,52 miliar (26,79%)
Jepang US$ 15,21 miliar (11,47%)
Thailand US$ 9,19 miliar (6,93%)

"Impor kita masih berasal dari negara yang sama. Seperempat atau 26,79% dari Tiongkok, disusul dari Jepang 11,47%, berikutnya adalah Thailand 6,93%," tuturnya. (ara/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads