Rapat Sampai Tengah Malam, Sri Mulyani: Stabilitas Sistem Keuangan Terkendali

Rapat Sampai Tengah Malam, Sri Mulyani: Stabilitas Sistem Keuangan Terkendali

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 23 Jan 2018 12:01 WIB
Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance
Jakarta - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menggelar pertemuan rutin tiga bulanan pada Senin malam 22 Januari 2018. Anggota komite terdiri dari Menteri Keuangan RI, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Hasil rapat diumumkan hari ini oleh seluruh anggota. Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menjelaskan stabilitas sistem keuangan kuartal IV-2017 dalam kondisi normal. KSSK optimistis kondisi stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terkendali dalam rangka mendukung momentum pertumbuhan perekonomian nasional dengan ditopang resiliensi perekonomian yang kian membaik.

Sri Mulyani menjelaskan, kondisi ini tercermin dari inflasi yang rendah, neraca transaksi berjalan yang sehat, aliran masuk modal asing yang stabil, nilai tukar terjaga, cadangan devisa meningkat, kebijakan fiskal dengan defisit anggaran dan defisit primary balance yang lebih rendah dari target APBN-P 2017.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian kinerja perbankan dan pasar modal yang baik, tren performa SBN yang positif, kecukupan dana penjaminan simpanan, serta persepsi investor yang positif terhadap prospektif perekonomian Indonesia ke depan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan RI, Jakarta, Selasa (23/1/2018).

Dia menjelaskan KSSK akan mengoptimalkan bauran kebijakan dari sisi fiskal, moneter, makro dan mikroprudensial, serta pasar keuangan dalam menjaga momentum perekonomian dari tantangan yang dapat mengganggu kesinambungan dan stabillitas sistem keuangan.


Ke depan, KSSK mencermati sejumlah tantangan yang dapat memengaruhi stabilitas sistem keuangan baik dari sisi eksternal maupun domestik. Dari eksternal, KSSK mencermati rencana lanjutan kenaikan Fed Funds Rate dan normalisasi neraca bank sentral AS, normalisasi moneter negara maju, moderasi pertumbuhan, ekonomi Tiongkok dan dinamika konflik geopolitik.

"Dari sisi domestik KSSK mencermati tantangan seperti kenaikan harga minyak dunia terhadap inflasi atau subsidi, aliran dana non residen pada pasar keuangan, tingkat permintaan kredit yang belum pulih, persepsi pasar terhadap kondisi politik jelang Pilkada, serta perkembangan mata uang virtual," ujarnya.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads