Jual Jaket Garang ke Jokowi, Pemilik Rawtype Riot Ditelepon Paspampres

Jual Jaket Garang ke Jokowi, Pemilik Rawtype Riot Ditelepon Paspampres

Dana Aditiasari - detikFinance
Selasa, 23 Jan 2018 12:10 WIB
Foto: Bagus Prihantoro Nugroho
Bandung - Sebuah Jaket produksi Rawtype Riot, Bandung, dibeli Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada momen peringatan sumpah pemuda tahun lalu.


Tak lama setelah Jokowi membeli jaket garang itu, Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) langsung menghubungi pemilik Rawtype Riot yang merupakan produsen jaket tersebut.

"Hari itu Saya masih enggak sangka Jokowi beli jaket Saya. Malamnya paspampresnya telp Saya," cerita Decky Sastra pemilik Rawtype Riot kepada detikFinance di Work Shop-nya di Jalan Rereng Adumanis, Bandung, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Paspampres yang menghubunginya, aku Decky, bertanya-tanya soal makna logo tengkorak menggigit kuas lukis yang tersemat pada jaket yang dibeli Jokowi.

"Tanya arti logonya apa. Rowtype itu apa? Kenapa harus tengkorak, kenapa harus kuas," tutur Decky.

Semua pertanyaan tersebut, ternyata bukan tanpa alasan. Belakangan ia baru tahu ternyata paspampres Jokowi juga kepincut jaket tersebut dan ingin membelinya.

"Akhirnya paspampres itu borong. Jaketnya dibeli semua," aku dia.

Cerita soal jaket garang itu tak berhenti begitu saja. Setelah dipakai Jokowi dan diborong paspampres, ternyata banyak permintaan masuk dari teman dekatnya dan konsumen lain yang ingin membeli jaket yang sama dengan yang dipakai Jokowi.

Sebenarnya, saat itu jaket dengan desain tersebut sudah habis terjual. Namun lantaran permintaannya sangat banyak, ia terpaksa memproduksi ulang hingga 10 lusin.

"Jadi pas Saya sudah habis dibeli paspampres, banyak yang tanya. Makanya kita produksi ulang sampai 10 lusin. Harga enggak Saya naikin, Saya harga asli saja," sebut dia.

Namun, ia mengaku tak lagi memproduksi jaket dengan desain tersebut karena memang Rawtype Riot yang didirikannya ingin memberikan eksklusivitas bagi para konsumennya.

"Kita stop di 10 lusin. Biasanya kita produksi terbatas hanya 5 lusin, tapi khusus Jokowi kita produksi 10 lusin. Setelah itu stop. Kita enggak produksi lagi," tandas dia. (dna/eds)

Hide Ads