Panen Padi di Jateng, Mentan Jajal Drone Pertanian

Panen Padi di Jateng, Mentan Jajal Drone Pertanian

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Rabu, 24 Jan 2018 15:10 WIB
Foto: Fadhly Fauzi Rachman/detikFinance
Sragen - Dalam kunjungan panen raya di Sragen, Jawa Tengah, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman sempat mencoba menerbangkan drone di sana. Alat yang berfungsi untuk mempermudah pekerjaan para petani itu bernama "Drone Hope".

Begitu tiba di lokasi panen, Amran langsung melihat demo drone yang berfungsi untuk pemeliharaan tanaman pertanian, mulai dari penyiraman tanaman hingga penebaran bibit serta pupuk.

Dengan antusias, Amran pun meminta untuk mencoba menerbangkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mentan Amran jajal drone pertanianMentan Amran jajal drone pertanian Foto: Fadhly Fauzi Rachman/detikFinance


"Kalau aku coba bisa ini ya?" Kata Amran di lokasi, Rabu (24/1/2018).


Drone pertanian di SragenDrone pertanian di Sragen Foto: Fadhly Fauzi Rachman/detikFinance

Sambil mencoba menerbangkan drone yang berukuran 80Γ—40 cm itu, Amran dibantu oleh petugas dari Temanggung Aeromodeling Club (TMGAC) untuk mengarahkan laju drone tersebut.

Jempol Sang Menteri Pertanian itu pun mulai menaik-turunkan alat pengendali drone, sambil sesekali meminta penjelasan. Semua mata yang ada di sana tertuju pada Amran yang antusias memainkan pesawat tanpa awak tersebut. Setelah puas, Amran pun mengaku akan mengembangkan salah satu alat pertanian modern itu.

"(Drone) Ini akan kita kembangkan. Sekarang kita sedang kembangkan mekanisasi, tanpa teknologi, kita tidak mungkin kita swasembada pangan, tidak mungkin produksi meningkat, tidak mungkin efisien," katanya.


Mentan jajal drone pertanian di SragenMentan jajal drone pertanian di Sragen Foto: Fadhly Fauzi Rachman/detikFinance

Dengan dibantu teknologi, Amran mengaku bisa mengurangi biaya dari sisi produksi hingga menaikkan indeks pertanian. Teknologi, kata Amran, memudahkan para petani dalam melakukan pekerjaannya.

"Artinya bisa menurunkan biaya produksi 40%, bisa menaikkan indeks pertanaman, kemudian dengan bibit unggul kita menaikkan produksi 30%. Luar biasa, harus teknologi. Kalau mau bersaing dengan negara lain kita harus bersaing dengan teknologi," pungkasnya. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads