2 Tahun Tol Laut Ternak, Daging Sapi Masih Mahal

2 Tahun Tol Laut Ternak, Daging Sapi Masih Mahal

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Rabu, 31 Jan 2018 08:22 WIB
2 Tahun Tol Laut Ternak, Daging Sapi Masih Mahal
Foto: Dok. PT Pelni
Jakarta - Pada 11 Desember 2015 lalu, Jokowi meluncurkan Kapal KM Camara Nusantara 1 sebagai kapal khusus ternak yang menghubungkan antar pulau (tol laut), dan bertujuan untuk menata ulang struktur pasar sapi nasional.

Kapal ini memiliki kapasitas angkut 500 ekor setiap pelayaran dan diharapkan mampu memperlancar angkutan ternak hidup dari wilayah sentra produksi di NTT untuk didistribusikan ke wilayah sentra konsumsi di DKI Jakarta, sehingga harga daging segar di ibu kota bisa turun di bawah Rp 100.000. Target Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri harga daging bisa Rp 80.000.

Sejak diluncurkannya, sudah dua tahun kapal tol laut khusus angkut ternak Jokowi beroperasi. Efektifkah program tol laut Jokowi turunkan harga daging?

Pantauan detikFinance di lapangan, hari ini, Selasa (30/1/2017), harga daging sapi segar masih terpantau mahal. Di pasar Cakung, Jakarta Timur misalnya, harga daging sapi masih berada di atas Rp 100.000/kg. Lebih tepatnya, Rp 120.000/kg.

Harga tersebut masih jauh dari target Jokowi di awal pelaksanaan program tol laut yakni harga daging sapi di Rp 80.000/kg.

Kapan terakhir kali masyarakat merasakan harga daging sapi segar di bawah Rp 100.000/kg?

Salah satu pedagang daging di Pasar Cakung, Jakarta Timur Nurhamid, mengungkapkan, sejak dua tahun lalu harga daging ada pada harga Rp 120.000.

Nurhamid menjelaskan, harga daging sapi dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan sekitar Rp. 5000/ kilogram. Dari kenaikan tersebut tidak pernah terjadi penurunan, akibatnya selama bertahun tahun harga daging sapi menjadi tinggi.

"Jadi setiap tahun itu daging sapi selalu naik, Rp 5000, 5000, 5000, sampai sekarang Rp 120.000," kata dia kepada derikFinance, Selasa (30/1/2018).

Hal serupa juga disampaikan salah satu pedagang di Pasar Cakung, Uha, dirinya mengaku harga daging yang saat ini mencapai Rp 120.000 sudah terjadi sejak dua sampai tiga tahun lalu.

"Sudah lama, ada dua sampai tiga tahun lalu (harga daging sapi) di atas Rp 100.000," kata dia.


Direktur Utama PD Dharma Jaya yang merupakan salah satu Rumah Potong Hewan (RPH) Marina Ratna Dwi Kusumajati menjelaskan, masih mahalnya harga daging terjadi karena suplai sapi hidup di Indonesia masih kurang untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.

"Jumlahnya belum mencukupi. Produksi NTT nya masih kecil. Bukan hanya di NTT di seluruh Indonesia (juga masih kecil), makanya impornya banyak," kata dia kepada detikFinance, Selasa (30/1/2018).

Tidak hanya permasalahan suplai untuk memenuhi konsumsi nasional. Namun strategi pemerintah dalam membuka keran impor daging beku juga tampaknya belum berdampak signifikan terhadap penurunan harga daging.

Jadi menurutnya, selama pemerintah tidak memperbaiki suplai sapi hidup maka harga daging sapi lokal masih akan tetap mahal.

Hide Ads