Keenam pasar itu adalah Pasar Imogiri Kabupaten Bantul, Pasar Tanggul Kota Surakarta, Pasar Manis Kabupaten Banyumas, Pasar Agung Kota Denpasar, Pasar Gunung Sari Kota Cirebon, dan Pasar Oro-oro Dowo Kota Malang.
"Penyerahan sertifikat SNI Pasar Rakyat ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Pendampingan Penerapan SNI Pasar Rakyat di beberapa daerah di Indonesia pada tahun 2017. Pendampingan dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan fasilitas pasar rakyat sebagai ujung tombak perekonomian Indonesia," ungkap Syahrul di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (31/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syahrul mengatakan, pendampingan penerapan SNI Pasar Rakyat telah dilakukan sejak tahun 2015. Hingga tahun 2017 lalu, jumlah pasar rakyat yang telah mendapat SNI sebanyak 16 pasar, lima di antaranya mendapatkan sertifikat melalui proses pengajuan mandiri.
Pasar rakyat, kata Syahrul, merupakan suatu infrastruktur ekonomi daerah yang mempunyai fungsi strategis.
"Fungsinya di antaranya untuk memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah, meningkatkan kesempatan kerja dan menyediakan sarana berjualan, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah," jelasnya.
Selain itu, pasar rakyat menjadi referensi harga bahan pokok yang mendasari perhitungan inflasi dan indikator kestabilan harga dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pasar rakyat juga sebagai salah satu sarana pelestarian budaya setempat dan merupakan hulu sekaligus muara dari perekonomian informal yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
"Dengan SNI Pasar Rakyat, pada akhirnya akan meningkatkan perlindungan terhadap konsumen dan pendapatan para pedagangnya," kata Syahrul.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan hingga 2017 lalu telah ada 2.175 unit pasar rakyat yang telah selesai dibangun maupun direvitalisasi. Enggar mengatakan, pihaknya akan terus membangun serta merevitalisasi pasar rakyat hingga 2019 mendatang.
"Kemendag siap menuntaskan 2.285 pasar sisanya hingga tahun 2019," tutur Enggar. (hns/hns)