"Untuk per kelompok pengeluaran, inflasi untuk bahan makanan pada Januari 2018 adalah 2,34%, andilnya paling besar yaitu 0,48%. Yang memberikan andil sumbangan inflasi yaitu harga beras, itu merupakan penyumbang terbesar inflasi pada Januari 2018, di mana andilnya 0,24%. Kemudian disusul oleh daging ayam ras 0,07%, ikan segar 0,05%, cabai rawit 0,04%, dan cabai merah 0,03%, dan beberapa sayuran 0,01%," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Kamis (1/2/2018).
Sedangkan telur ayam ras dan bawang merah menyumbang deflasi dengan andil 0,01%. "Yang sumbangan deflasi yaitu telur ayam ras dan bawang merah masing-masing 0,01% andilnya," tambah Suhariyanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena adanya PMK tentang kenaikan tarif cukai rokok mulai berlaku 1 Januari 2018. Jadi ada andil dari rokok kretek filter dan rokok kretek," tutur Suhariyanto.
Di sektor perumahan, air, listrik dan gas serta bahan bakar mengalami inflasi 0,23% dengan andil 0,06%. Yang cukup dominan memberikan andil dari sektor ini adalah kenaikan upah tukang dan Asisten Rumah Tangga (ART).
Selain itu, dari sisi sandang atau pakaian mengalami inflasi 0,5% dengan andil 0,03%. Andil paling dominan berasal dari kenaikan harga emas dan perhiasan sebesar 0,02%.
"Ini mengikuti pergerakan harga emas di pasar internasional," kata Suhariyanto.
Baca juga: Inflasi Januari 2018 Tercatat 0,62% |
Sektor lain yang mengalami deflasi Januari 2018 adalah transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,28% dengan andil 0,5%.
"Komoditasnya yang memberikan andil adalah penurunan tarif angkutan udara 0,07% dan tarif kereta api. Di komoditas ini juga ada yang menyumbang deflasi yaitu Pertamax dan Pertalite," kata Suhariyanto.
"Dengan demikian, menurut komponen bahwa inflasi 0,62% itu penyebab utamanya adalah harga barang bergejolak (volatile foods) sumbangannya 0,47%, sementara administered price mengalami deflasi -0,15%," tambah Suhariyanto. (ara/ang)