Jokowi menyebutkan, rapat tersebut membahas beberapa topik yakni mulai dari perkembangan ekonomi dan keuangan syariah, langkah percepatan masterplan arsitektur keuangan syariah Indonesia dan strategi cepat sektor ekonomi dan keuangan syariah.
"Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia kita memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan sektor keuangan dan ekonomi syariah," kata Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu juga di pasar modal, di mana keuangan syariah angkanya terus membaik, Indonesia adalah penerbit terbesar untuk internasional Usai Kebijakan Satu Peta, Jokowi Lanjut Rapat Pengembangan Ekonomi Syariah sukuk. Pangsa pasar sukuk nasional mencapai 19% dari seluruh sukuk yang diterbitkan berbagai negara.
"Kita juga memiliki potensi yang sangat besar dalam pengumpulan dana sosial keagamaan seperti dana haji, dana zakat, dana wakaf, serta dana infaq dan sedekah," tambah dia.
Lebih lanjut Jokowi menyebutkan, ekonomi syariah nasional masih menyimpan banyak potensi, seperti halnya industri fashion, makanan, farmasi, serta pada sektor pariwisata yang bisa memanfaatkan potensi pengeluaran wisatawan muslim global yang nilainya US$ 169 miliar.
"Saya ingin menekankan bahwa dalam pengembangan ekonomi syariah jangan sampai kita hanya menjadi target pasar dan produk industri negara-negara lain, hanya sekedar menjadi konsumen. dengan potensi pasar yang besar di negara kita, kita harus menjadi penggerak utama perekonomian syariah," jelas dia.
"Selain itu dalam pengembangan industri keuangan syariah, harus betul-betul bermanfaat bagi hal-hal yang produktif termasuk mendukung upaya penanggulangan kemiskinan dalam rangka menekan angka ketimpangan," tutup dia. (dna/dna)











































