Ekonom yang juga Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengungkapkan, ekonomi Singapura bisa tumbuh sebesar 5,2% melompat dari 3%. lalu ada Malaysia yang tumbuh sebesar 6,2%, Filipina sebesar 6,9%, dan Vietnam sebesar 7%.
Kok bisa?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Industri manufaktur sangat potensial menciptakan lapangan kerja baru yang artinya akan lebih banyak penyerapan tenaga kerja.
Dengan penyerapan tenaga kerja yang besar, banyak orang akan memiliki penghasilkan yang cukup yang pada akhirnya bisa mendongkrak tingkat konsumsi rumah tangga. Di mana, konsumsi rumah tangga menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi negara termasuk di Indonesia.
Oleh karena itu, isu pengembangan industri manufakturing di Indonesia harus segera dilakukan, terlebih lagi data makro ekonomi nasional dalam kondisi bagus.
"Tapi kita enggak bisa bertahan dengan basis manufaktur yang berbasis buruh upah murah dan kita juga enggak bisa lompat ke high value," jelas dia.
Menurut Chatib, pemerintah bisa melakukan pengembangan industri manufaktur kelas menengah seperti garmen, di mana mampu menyerap tenaga kerja dan berorientasi ekspor.
Dengan demikian, pemerintah harus mulai lakukan hilirisasi dengan pemberian insentif kepada industri manufaktur yang berorientasi ekspor dan menyerap tenaga kerja banyak.
"Seperti China dan Jepang itu adalah negara yang bebasis industri makanya ekonominya tumbuh, dan itulah kenapa kita harus fokus di sini," tutup dia. (dna/dna)