Kata Enggar kesulitannya yaitu dalam menentukan yang mana produk lokal dan mana yang asing. Tolok ukurnya belum ada.
"Pengertian lokal atau asing ini sulit. Bisa saja barang ada di sini tapi produk impor," kata dia di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (22/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Enggar mengatakan berdasarkan pengakuan sejumlah penyedia layanan marketplace (platform toko online), rata-rata lebih banyak menjual produk asing ketimbang lokal.
"CEO Blibli.com sampaikan dari 25 ribu item hanya ada 2 ribu kategori produk lokal. Itu pun masih ada pertanyaan. Itu kejujuran yang saya appreciate (apresiasi). Ada yang bilang 40%, 50%," ujarnya.
Namun demikian, Enggar menekankan bukan berarti pihaknya melarang produk asing dijual di toko online. Yang jadi poin adalah bagaimana meningkatkan penjualan produk lokal.
"Apa kami larang? tidak. Tidak bisa, dan tidak akan dilarang. Persoalannya bagaimana produk lokal naik. Kalau peduli saya yakin akan naik tajam," ujarnya.
Terlepas itu, Kementerian Perdagangan akan membuat platform khusus untuk membantu pelaku usaha kecil menengah (UKM) dan industri kecil menengah (IKM) agar produk lokal makin banyak yang dijual secara online.
"Kami akan buat platform sendiri di kementerian ini supaya netral. Salah satu usulan peserta, gimana kalau dibuat seperti itu. Jadi masing-masing marketplace bisa akses atas produk IKM yang sudah terakreditasi," ujarnya. (ara/ara)











































