Dia mengaku saat ini pondasi perekonomian negara-negara ASEAN sudah lebih kuat. Dengan mengelola tingkat inflasi ke level yang rendah, serta menjaga nilai tukar tetap terjaga.
"Namun volatilitas pasar keuangan baru-baru ini menjadi pengingat bahwa fundamental transisi ekonomi sedang berlangsung. Pembuat kebijakan di seluruh dunia termasuk di ASEAN sedang mempersiapkan normalisasi moneter secara bertahap," kata Lagarde dalam acara High Level Conference Annual Meeting 2018 di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Selasa (27/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bos IMF Sebut Ekonomi RI Sudah Mulai Bangkit |
Dia mengatakan tidak ada yang mengetahui kapan normalisasi moneter tersebut terjadi, namun hal itu akan tetap terlaksana. Hal itu perlu diantisipasi oleh para pemerintah, sebab ini akan memberikan pengaruh kepada perusahaan, pekerjaan, dan pendapatan.
"Jelas, pembuat kebijakan perlu tetap waspada tentang kemungkinan dampak pada stabilitas keuangan, termasuk prospek arus modal yang bergejolak," jelas dia.
Menurut Lagarde, momentum perbaikan data ekonomi di kawasan ASEAN salah satunya Indonesia bisa diperkuat dengan kebijakan-kebijakan yang baik.
"Ini termasuk upaya lebih lanjut untuk mereformasi pasar keuangan, meningkatkan undang-undang ketenagakerjaan, dan hambatan yang lebih rendah masuk ke industri yang terlalu terlindungi. Perbaikan atap juga berarti menggunakan reformasi fiskal untuk menghasilkan pendapatan publik yang lebih tinggi, di mana dibutuhkan, dan memperbaiki pengeluaran. Dengan meningkatkan keuangan publik, negara bisa meningkat investasi infrastruktur dan belanja pembangunan, terutama pada jaring pengaman sosial untuk paling rentan," tutup dia. (ara/ara)