Susi mengatakan, buku itu sengaja dibuat tidak tebal supaya mudah dibawa ke mana-mana, mudah dibaca, dan dimengerti oleh banyak orang.
"Buku ini sebenarnya buku simpel, yang saya buat setipis mungkin, sesedikit mungkin, dan yang prinsip-prinsip sajalah. Karena memang itu yang ingin saya buat supaya buku Laut Masa Depan Bangsa menjadi yang gampang ditenteng, gampang dibaca dan akhirnya dimengerti kita semua," kata Susi dalam acara bedah buku di KKP Jakarta, Rabu (28/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tujuan utama saya menuliskan apa yang menjadi dasar-dasar pengawalan dari misi pemerintah, menjadikan Indonesia poros maritim dunia dan menjadikan laut masa depan bangsa kita. Adalah satu hal yang harus kita sosialisasikan, harus memasyarakatkan, harus dimengerti masyarakat, dan menjadikan masyarakat menjadi penjaga dan pemilik utama daripada laut masa depan bangsa ini," paparnya.
Susi bilang, telah menjabat sebagai menteri selama 3 tahun. Banyak hal yang sudah dilakukan untuk membangun kelautan dan perikanan nasional. Namun, dia bilang, membangun kelautan dan perikanan membutuhkan waktu yang lama.
"5 tahun, 10 tahun, 15 tahun setelah saya melihat yang ada di lautan dan perikanan Indonesia waktu itu tidak akan cukup, apalagi cuma 5 tahun," ujar dia. (zlf/zlf)











































