Duit yang disebar tersebut merupakan pecahan Rp 1.000 dengan total 100 juta sebagai langkah promosi bukunya berjudul Marketing Revolution.
Motivator Marketing Tung Desem Waringin menjelaskan, dalam biaya marketing ada sebuah pengeluaran yang harus diukur, termasuk biaya publikasi. Hal tersebut dilakukan sebagai cara publikasi yang paling efektif dan murah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 2008 lalu Tung Desem berusaha mempraktikkan tentang apa yang dirinya ajarkan ke dalam sebuah aksi yang menarik perhatian. Dirinya menjelaskan, dalam marketing, publikasi merupakan sebuah cara yang paling murah untuk dilakukan. Namun jika hanya sekadar publikasi hal tersebut tidak cukup dilakukan jika tidak ada penawaran yang menarik.
"Misalnya, buku yang saya launching tadi bukan hanya untuk branding tapi ada penawarannya. Jadi pada waktu saya launching buku tadi saya tambahin hadiah voucher seminar 3 hari di 10 kota kemudian dikasih 5 CD audio nah buku itu mengalahkan Harry Potter. Dapat rekor muri dalam 1 hari berhasil terjual 38.878 buku, terkenal tidak kalau tidak ada penawaran," jelasnya.
Dirinya menjelaskan, kunci marketing itu bukan hanya soal branding. Namun juga penawaran menarik yang tidak bisa ditolak oleh masyarakat.
"Branding kalau anda lihat baliho-baliho ya yang branding-branding tapi tidak ada penawarannya, waktu selesai branding begitu masuk ke koran nggak karu-karuan. Kalau dulu setelah saya melakukan aksi itu (hujan uang) saya baru buat ikan 'awas ada hujan uang kedua' dan banyak yang baca, jadi harus lihat permintaan baru ada penawaran," paparnya.
Sebagai informasi, peristiwa hujan duit di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, kemarin masih ramai menjadi perbincangan. Fenomena tersebut nyatanya merupakan sebuah kegiatan dalam rangka promosi. (dna/dna)