Pengusaha RI Diajak Investasi Kapas Genjot Ekspor ke Sudan

Pengusaha RI Diajak Investasi Kapas Genjot Ekspor ke Sudan

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Senin, 05 Mar 2018 18:10 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Kebutuhan kapas nasional saat ini masih didominasi dari luar negeri, alias impor. Berdasarkan data Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), rata-rata impor kapas tahun lalu sekitar US$ 1 miliar per tahun atau Rp 13,5 triliun (kurs Rp 13.500).

Duta Besar RI untuk Sudan merangkap Eritrea Rossalis Rusman Adenan mengajak pengusaha Indonesia untuk berinvestasi menggarap kebun kapas di Indonesia. Hasil kapas dari investasi tersebut bisa diekspor ke Sudan sebagai bahan mentah produk tekstil.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk mendorong pengusaha Indonesia berinvestasi di sana, outbond sifatnya. Terutama investasi yang bsa menghasilkan raw material yang diperlukan industri kita," kata Rossalis di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Senin (5/3/2018).

Ia menambahkan, industri kapas di Sudan terbilang bagus. Produksi kapas di salah satu negara Afrika tersebut juga bisa membantu pasokan kapas dalam negeri.

"Industri kapas di Sudan seperti sangat potensial. Kita bisa mengamankan pasokan bahan baku kapas kita lewat investasi di sana," ujar Rossalis.



Rossalis menambahkan, nilai perdagangan Indonesia dan Sudan masih bisa ditingkatkan dari US$ 130 juta menjadi US$ 400 juta beberapa tahun lalu.

"Nilai perdagangan dengan Sudan masih sangat di bawah potensi yang sebenarnya, masih hanya US$ 130 juta. Sebelumnya bisa mencapai US$ 400 juta. Komoditi nanti yang diperdagangkan juga akan meningkat baik dari jumlah, nilai, volume," kata Rossalis. (ara/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads