Penanganan Pertemuan IMF-World Bank Jika Gunung Agung Meletus

Penanganan Pertemuan IMF-World Bank Jika Gunung Agung Meletus

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 19 Mar 2018 19:29 WIB
Foto: detik.com
Jakarta - Sore ini pemerintah menggelar rapat persiapan penyelenggaraan IMF-World Bank Oktober 2018 di Kantor Kemenko Kemaritiman yang dimpimpin langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Ridwan Djamaludin. Annual Meeting IMF-World Bank pada Oktober 2018 menjadi pengalaman yang pertama buat Indonesia karena menggelar acara skala internasional.

Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi Kementerian Keuangan Susiwijono mengatakan pemerintah telah menyiapkan segala bentuk evakuasi mulai dari meletuskan gunung agung, hingga gempa.

"Semuanya dibahas, kan nanti seminggu lebih akan bertemu dengan tim teknis mereka. Mereka akan kontrol semua mengenai security plan, evacuation plan, medical plan, kemudian transportation, karena memang saking banyaknya orang," kata Susiwijono di Jakarta, Senin (19/3/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika Bandara Ngurah Rai Bali terdampak akibat bencana alam, dia bilang pemerintah telah menunjuk dua bandara yakni Banyuwangi dan Lombok sebagai hub untuk penyelamatan para tamu IMF-World Bank.

Di Bandara Banyuwangi dan Lombok pemerintah menyediakan masing-masing dua pesawat yang bakal standby selama gelaran tersebut berlangsung.

"Jika perlu evakuasi itu ada 16 helikopter, sudah kita simulasi, kita simulasi kalau nanti mulai gunungnya meletus, Bali tidak operasi, kalau ada tsunami, ada gempa semuanya sudah kita simulasi," jelas dia.



Selain helikopter, pemerintah Indonesia juga menyiapkan empat kapal milik TNI AL, kapal penyeberangan milik PT Pelni, dan kapal feri lainnya. Dari simulasi saat kejadian bencana, dalam waktu 10 jam seluruh tamu IMF-World Bank yang mencapai 15.000 peserta itu sudah bisa kembali ke negaranya masing-masing.

"Sudah kita simulasi, harus semuanya dalam 10 jam. Jam pertama itu VVIP, VIP, pokoknya kita hitung 18.000, karena di protokolnya itu paling lambat 10 jam harus terevakuasi ke bandara untuk menuju pulang ke negaranya, internasional flight itu paling dekat di Juanda. Itu sudah kita buatkan semua lengkap, karena memang standardnya mereka itu tinggi banget," ungkap dia.

Baca juga: Mengintip Lebih Dekat Persiapan IMF - World Bank Bali

Mengenai penambahan jumlah penerbangan, Susiwijono mengungkapkan pemerintah sudah menyelesaikan masalah tersebut. Menurut dia, maskapai penerbangan yang tergabung dalam organisasi SykTeam berkomitmen menambah jumlah penerbangannya.

"Jadi gini Garuda sudah komitmen mereka fully support kita. Kemudian Garuda juga gabung ke SkyTeam, ada 20 maskapai di sana, mereka sudah menghitung dengan melakukan re-route semua yang kira-kira berpotensi ke Indonesia dihitung semua, dari hitungan kemarin kalau kita total sudah lebih 21.000 seet, hitungan kita ada 18.000 yang datang berarti itu sudah melebihi, jadi enggak akan kekurangan," ujar dia.

"Pak Menhub (Budi Karya) menyampaikan kalaupun nanti kurang dia akan membantu jika perlu tambahan flight, tambahan slot, semua dibahas sesuai perkembangan," tutup dia.

(eds/eds)

Hide Ads