"Iya, itu kan inisasi awalnya dari teman-teman yang ikut aksi 212, tapi kemudian kalau itu kan masuknya ranah politik ya," kata Sekretaris Umum Koperasi Syariah 212, Irfan Syauqi Beik kepada detikFinance, Senin (19/3/2018).
"Tapi kemudian teman-teman merasa gimana nih kalau kita salurkan juga energi kita untuk pengembangan ekonomi," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Walaupun inisiasi awalnya adalah dari para alumni 212, ya tapi yang bisa jadi anggotanya ini bisa siapa saja. Banyak juga anggota kita yang nggak ikut aksi damai 212. Banyak mereka tertarik kembangkan bisnis dengan sistem yang seusai dengan prinsip syariah. Jadi kita memang menjadi koperasi yang syariah," lanjutnya.
Dipilihnya nama gerai ritel dengan mencatut angka 212 pun muncul dari kesepakatan antar anggota yang kala itu sudah bergabung.
"Berdasarkan kesepakatan ya, kan nama koperasi kita 212, jadi wajar namanya 212 Mart. Tidak ada tendesi politik ya, kan bicara masalah bisnis. Tapi brand 212 Mart lah yang memang jadi dasar munculnya komunitas," paparnya.
"Jadi asal usul 212 Mart sebenarnya keinginan anggota untuk kembangkan bisnis di sektor riil. Kemudian yang muncul ide membuat jaringan ritel toko yang dimiliki bersama-sama anggota Koperasi Syariah 212. Makanya sekitar Mei 2017 itu pertama kali gerai di-launching di Bogor setelah 4 bulan Koperasi Syariah 212 berdiri," tambahnya.
![]() |