Demikian dikutip detikFinance dari CNN Money, Jumat (23/8/2018).
Lazarus mendirikan perusahaan ini 70 tahun lalu saat ia berusia 25 tahun. Saat itu dia memprediksi akan terjadi baby boom paska perang. Lazarus menilai ini akan menciptakan permintaan perlengkapan dan mainan anak dalam jumlah besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, persaingan bisnis mainan semakin ketat akibat munculnya toko-toko ritel seperti Walmari, ini membuat perkembangan Toys "R" Us semakin berat.
Pada 2005 status surat utang Toys "R" Us masuk dalam obligasi sampah. Kemudian pada setahun kemudian perusahaan tersebut dijual senilai US$ 6,6 miliar kepada perusahaan ekuitas swasta Bain Capital.
CEO Toys "R" Us Michael Goldstein mengungkapkan Lazarus adalah "bapak" dari mainan anak.
"Dia adalah orang yang menyukai mainan dan anak anak. Wajahnya selalu berseri ketika melihat anak-anak bermain dengan mainan produksinya," kata Goldstein.
Dia menjelaskan beberapa waktu terakhir Lazarus mengalami kejadian sedih karena masalah yang menimpa Toys "R" Us.
"Dia (Lazarus) mengunjungi kami di New Jersey tahun lalu. Kami selalu mendoakan Lazarus," imbuh dia.