Cerita Orang Terkaya RI Bagi-bagi Beasiswa ke Ribuan Mahasiswa

Cerita Orang Terkaya RI Bagi-bagi Beasiswa ke Ribuan Mahasiswa

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Selasa, 03 Apr 2018 07:22 WIB
Cerita Orang Terkaya RI Bagi-bagi Beasiswa ke Ribuan Mahasiswa
TP Rachmat. Foto: Ardan Adhi Chandra/detikFinance
Jakarta - Nama Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat bagi beberapa kalangan cukup dikenal. Pria kelahiran Majalengka, 15 Desember 1943 merupakan Direktur Utama Astra pada 1984.

Perjalanan karier pria yang akrab disapa Teddy berjalan cukup apik. Kariernya di Astra dimulai di tahun 1968 sebagai sales alat berat hingga di puncak kariernya menjadi Direktur Utama Astra.

"Sebagai salesman. Suruh bangun UT (United Tractors). UT itu kalau dibilang saya pegawai nomor satu di UT. Terus naik sama-sama jadi Dirut di 1984 di Astra. Di UT akhir 1970an akhir 1984 jadi Dirut di astra sampai 1998," kata pria yang akrab disapa Teddy saat berbincang dengan detikFinance di kantornya, Jakarta Selatan, pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selepas dari Astra, ia mendirikan perusahaan sendiri yaitu Triputra Group yang bergerak di beberapa bidang seperti karet olahan, batu bara, perdagangan, manufakturing, dan agribisnis pada 1998.

Keputusannya membuat perusahaan sendiri tidak terlepas untuk mencari kesibukan selepas pensiun. Selain itu, ia juga memiliki tujuan untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia dengan memberikan bantuan dan beasiswa kepada ribuan mahasiswa tingkat Strata 1.

Melalui Yayasan Pelayanan Kasih (PK) A & A Rachmat, ia memberikan beasiswa kepada ribuan mahasiswa, ia berharap kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia bisa lebih baik lagi. Dengan begitu, ekonomi Indonesia ke depan bisa lebih baik.

Di Forbes, TP Rachmat dan keluarga masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia peringkat ke-19. Forbes mencatat TP Rachmat dan keluarga punya kekayaan hingga US$ 1,62 miliar atau sekitar Rp 21,8 triliun (kurs: Rp 13.500/dolar).

Berikut cerita Teddy yang dirangkum detikFinance, Selasa (3/4/2018).

Selain menjadi pengusaha dan pernah menduduki kursi nomor satu di Astra, Teddy juga memiliki perhatian khusus bagi pendidikan. Bentuk perhatiannya dilakukan dengan memberikan beasiswa kepada ribuan mahasiswa S1 di seluruh Indonesia yang jumlahnya kini diperkirakan mencapai 10.000.

"Jadi kita kebanyakan konsentrasi di pendidikan. Saya kira-kira kasih 2.000 beasiswa nggak full ya, sebagian," ujar Teddy saat berbincang dengan detikFinance di kantornya, Jakarta Selatan, pekan lalu.

Selain fokus pada pendidikan, Yayasan PK A & A Rachmat juga fokus pada bantuan kesehatan dengan mendirikan balai pengobatan, bantuan kursi roda, operasi katarak, bantuan tempat tidur pasien, hingga pemberian kaca mata untuk anak-anak dan guru-guru.

Dalam bantuan sosial lainnya, yayasan milik Teddy juga dalam beberapa kesempatan mengulurkan tangan meringankan penderitaan korban bencana di beberapa lokasi, antara lain gempa di Yogyakarta, Nabire, Padang, Banda Aceh, Nias, Wasior, Mentawai, hingga saat Gunung Merapi meletus.

"Ingat tahun 1998, krisis kan. Kan banyak mahasiswa kan berhenti sekolah, itu putra pertama saya bikin yayasan sama teman-temannya namanya Ijari, Indonesia Belajar Mandiri. Tapi akhirnya, itu 1998. Udah berapa tahun sibuk yaudahlah saya yang ambil," tutur Teddy.

Yayasan A & A Rachmat juga menjalin kerja sama dengan 120 panti asuhan di berbagai daerah di Indonesia, antara lain Jabodetabek, Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, hingga Papua. Saat ini, berhasil menyantuni 6.759 anak yatim piatu.


Siapa yang tidak kenal dengan Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat, mantan bos Astra Group yang kini menggarap bisnis dengan bendera Triputra Group. Pria yang akrab disapa Teddy ini merintis bisnisnya sejak 1998 setelah dirinya memutuskan untuk 'istirahat' dari Astra Group.

Pria yang akrab disapa Teddy menceritakan bagaimana perjalanan kariernya di tahun 1968 sebagai salesman hingga menjadi Direktur Utama di 1984.

"Persis 50 tahun lalu saya dipanggil pak William Juni 1968 mulai lah kerja di Astra. Mulai dari situ terus naik jadi Dirut (Direktur Utama)," ujar Teddy saat berbincang dengan detikFinance di kantornya, Jakarta Selatan, pekan lalu.

Awal bekerja di Astra, Teddy ditugaskan menjadi salesman untuk penjualan alat berat yang kini menjadi PT United Tractors Tbk. Ia menjadi sosok penting yang membesarkan anak usaha Astra tersebut.

"Sebagai salesman. Suruh bangun UT (United Tractors). UT itu kalau dibilang saya pegawai nomor satu di UT. Terus naik sama-sama jadi Dirut di 1984 di Astra. Di UT akhir 1970an akhri 1984 jadi Dirut di Astra sampai 1998," tutur Teddy.

Di tahun 1998, Teddy memutuskan untuk pensiun dan mendirikan perusahaan sendiri dengan nama Triputra Group. Di awal merintis perusahaan tersebut, Teddy berkisah ia melakukan tiga taruhan.

"Saya hanya bikin tiga bet aja, satu di Adira, satu di Adaro, satu di TAP (Triputra Agro Persada). Udah itu aja tiga bet," ujar Teddy.

Mendirikan perusahaan sendiri pada awalnya bukanlah menjadi hal yang mudah. Perusahaan yang kini tumbuh dibangun dengan kerja keras yang dibangun dengan ide cemerlang mantan Bos Astra.

"Nggak punya duit, nggak punya apa, hanya punya cara berpikir aja sama punya reputasi, itu aja," ujar Teddy.

Di majalah Forbes, TP Rachmat dan keluarga masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia peringkat ke 19. Forbes mencatat TP Rachmat dan keluarga punya kekayaan hingga US$ 1,62 miliar atau sekitar Rp 21,8 triliun (kurs: Rp 13.500/dolar).

Di usianya yang tidak lagi muda, Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat memiliki keinginan yang amat mulia bagi Indonesia. Ia menginginkan tidak ada lagi kemiskinan di Indonesia.

"Ke depan concern Indonesia kan kesenjangan sama, tiga lah. Jadi ekonomi Indonesia adalah satu oleh economic growth, nomor dua adalah kesenjangan, nomor tiga adalah radicalism, intoleransi. Itu kalau kita bisa bantu untuk kurangi itu aja," kata pria yang akrab disapa Teddy saat berbincang dengan detikFinance di kantornya, Jakarta Selatan, pekan lalu.

Untuk mencapai tujuan tersebut, ia menginisiasi beasiswa kepada ribuan mahasiswa S1. Dengan memberikan beasiswa kepada mahasiswa, ia berharap mereka memiliki kesempatan untuk mencapai masa depan yang apik dan mampu memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia.

"Jadi kita kebanyakan konsentrasi di pendidikan. Saya kira-kira kasih 2.000 beasiswa nggak full ya, sebagian," ujar Teddy.

Masing-masing mahasiswa mendapatkan beasiswa sebesar Rp 10 juta per tahunnya. Mereka dipilih langsung oleh universitas masing-masing yang bekerja sama dengan Yayasan A & A Rachmat.

Teddy mengatakan, sampai saat ini pihaknya sudah memberikan beasiswa kepada lebih dari 10.000 mahasiswa.

"Selalu 2.000 kan ada yang lulus jadi masuk. Akumulatif ada 10.000 lah kira-kira," tutur Teddy.

Upaya Teddy memberikan beasiswa kepada ribuan mahasiswa berasal dari yayasan yang didirikan anak pertamanya tahun 1998. Yayasan tersebut kemudian diambil alih di tahun 2003 memberikan perhatian khusus kepada generasi penerus bangsa.

Dengan memberikan beasiswa kepada para mahasiswa, ia berharap penerus bangsa bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.

"Mukadimahnya, ceritanya ada anak kecil jalan di pantai banyak bintang laut kesapu sama ombak tergeletak di pinggir pantai, satu-satu dikembalikan. Terus ada orang tua, nak ngapain kamu? Ini ribuan. Si anak kecil gini, for the few untuk beberapa yang saya lempar balik tadi belum tentu kita bisa ubah dunia tapi kamu bisa ubah sekeliling kamu kan. Cerita itu bagi saya terpacu, gitu aja," ujar Teddy.

Ia berharap jumlah penerima beasiswa bisa bertambah ke depannya, jika saat ini berjumlah 2.000 penerima per tahunnya ia berharap nantinya bisa mencapai 200.000 mahasiswa per tahun atau bahkan 2 juta mahasiswa per tahunnya yang menerima beasiswa.

"Saya bilang kalau bisa tambah tiga nol, kalau sekarang 2.000, 2 juta perumpamannya. Jadi lebih banyak bintang laut bisa dikembalikan lebih baik," ujar Teddy.

Selain fokus pada pendidikan, Yayasan PK A & A Rachmat juga fokus pada bantuan kesehatan dengan mendirikan balai pengobatan, bantuan kursi roda, operasi katarak, bantuan tempat tidur pasien, hingga pemberian kaca mata untuk anak-anak dan guru-guru.

Dalam bantuan sosial lainnya, yayasan milik Teddy juga dalam beberapa kesempatan mengulurkan tangan meringankan penderitaan korban bencana di beberapa lokasi, antara lain gempa di Yogyakarta, Nabire, Padang, Banda Aceh, Nias, Wasior, Mentawai, hingga saat Gunung Merapi meletus.

Yayasan A & A Rachmat juga menjalin kerja sama dengan 120 panti asuhan di berbagai daerah di Indonesia, antara lain Jabodetabek, Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, hingga Papua. Saat ini, berhasil menyantuni 6.759 anak yatim piatu.

Mantan Direktur Utama Astra, Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat berbagi kisah suksesnya menjalani hidup. Pria yang akrab disapa Teddy mampu mencapai puncak kariernya dari awal sebagai salesman di Astra di tahun 1968 silam.

Teddy mengatakan, untuk menjadi sukses di dalam hidup salah satu hal yang harus dimiliki setiap individu adalah tujuan. Tujuan tersebut harus dikejar dan diperjuangkan hingga menjadi nyata.

"Hanya satu punya purpose dalam hidup, punya tujuan," ujar Teddy saat berbincang dengan detikFinance di kantornya, Jakarta Selatan, pekan lalu.

Ia berkisah, di awal kariernya di tahun 1968 ia menempati posisi sebagai sales alat berat. Teddy merupakan orang yang berjasa membesarkan anak usaha Astra, PT United Tractors Tbk.

"UT itu kalau dibilang saya pegawai nomor satu di UT. Terus naik sama-sama jadi Dirut di 1984 di Astra. Di UT akhir 1970an akhri 1984 jadi dirut di Astra sampai 1998," tutur Teddy.

Selepas dari Astra, ia mendirikan perusahaan sendiri yaitu Triputra Group di tahun 1998. Keputusannya membuat perusahaan sendiri tidak terlepas untuk mencari kesibukan selepas pensiun.

"Yang penting saya umur 55 tahun di 1998, akhirnya mesti ngapain kan mau pensiun umur 55 tahun, mau main golf terus bosen ya udah bikin (perusahaan) sendiri aja," ujar Teddy.

Selain itu, ia juga memiliki tujuan untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia dengan memberikan bantuan dan beasiswa kepada ribuan mahasiswa tingkat strata 1.

Melalui Yayasan Pelayanan Kasih (PK) A & A Rachmat, ia memberikan beasiswa kepada ribuan mahasiswa, ia berharap kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia bisa lebih baik lagi. Dengan begitu, ekonomi Indonesia ke depan bisa lebih baik.

Masing-masing mahasiswa mendapatkan beasiswa sebesar Rp 10 juta per tahunnya. Mereka dipilih langsung oleh universitas masing-masing yang bekerja sama dengan Yayasan A & A Rachmat.

Teddy mengatakan, sampai saat ini pihaknya sudah memberikan beasiswa kepada lebih dari 10.000 mahasiswa.

"Selalu 2.000 kan ada yang lulus jadi masuk. Akumulatif ada 10.000 lah kira-kira," tutur Teddy.


Hide Ads