18 Perusahaan Elektronika Segera Beroperasi di Indonesia
Sabtu, 02 Jul 2005 14:06 WIB
Bogor - Tutupnya 11 perusahaan elektronika selama periode 2003 hingga 2005, ternyata diimbangi dengan masuknya perusahaan elektronika baru. Tercatat pada tahun 2004, sembilan perusahaan baru mengantongi izin usaha tetap (IUT) dengan total investasi US$ 29,168 juta dan Rp 20,8 miliar. Sementara pada tahun 2005, terdapat delapan perusahaan dengan status izin persetujuan penanaman modal dan satu izin persetujuan prinsip.Demikian Dirjen Industri Alat Transport dan Telematika Budhi Dharmadi di sela-sela acara workshop di Wisma Indag, Kawasan Puncak, Jawa Barat, Sabtu (2/7/2005).Sembilan perusahaan yang mengantongi IUT pada tahun 2004 adalah PT Olex Cables Indonesia (Rp 18,3 miliar), Tika Buana (Rp 2,5 miliar), Philip Ralin Elektronik (US$ 9,3 juta), Marten Intec Indonesia (US$ 8,1 juta), Rubicon Indonesia (US$ 3 juta), Dharmala Luks (US$ 4,9 juta), Toyocom Indonesia (US$ 368 ribu), AMC Bintan (US$ 1,4 juta), dan Korea Orient Technlogy Indonesia (US$ 2 juta). Sementara tahun 2005, delapan perusahaan yang mendapat izin penanaman modal adalah Team Metal Indonesia (US$ 1,86 juta), PT Scarmel Batam (US$ 450 ribu), PT Kageo Elektronik Indonesia (US$ 2,6 juta), Indonesia Wireless Telecommunication (US$ 370 ribu), PT Prime Electrical Indo Batam (US$ 400 ribu), PT Nuritech Electronic (US$ 200 ribu), PT Mirio Indonesia (US$ 800 ribu), dan PT Fine Precision (US$ 400 ribu). Dan PT Global Elctrical Mandiri (US$ 1 juta) pada tahun 2005 memperoleh izin persetujuan prinsip. Secara total, investasi pada tahun 2005 mencapai US$ 7,987 juta. Pada tahun 2004 dan 2005, terdapat 32 perusahaan yang melakukan perluasan dengan nilai investasi US4 184 juta. Sebelumnya, Menteri Perindustrian Andung A. Nirimihardja mengatakan, akibat persaingan yang sangat ketat dan praktek perdagangan yang tidak fair, 11 perusahaan elektronika tutup selama periode tahun 2003 hingga 2005. Sebanyak 1.290 orang karyawan menjadi korban PHK.Sebelas perusahaan yang bangkrut tersebut adalah PT Galaxy Batam, PT Kaneyana Elektronik, PT Lucent Teknologi, PT Net Pheripheral Elektronik, PT Mec Elektronik, PT Kocam Indonesia, PT Indonesia Asahi Denkin, PT Kontrol Teknik Indonesia, PT Union Elektronik Perdana, PT Global Telenet Teknologi, dan PT Aiwa Darmala.Pada tahun 2004, terdapat 338 unit usaha elektronika yang mampu menyerap tenaga kerja 275.000 orang dengan penghasilan devisa US$ 7,38 miliar. Nilai produksi mencapai Rp 94 triliun sementara tingkat utilisasi rata-rata 65 persen.
(qom/)