Salah seorang driver ojol dari Go-Jek, Handoko mengaku untuk mendapatkan Rp 150 ribu per hari dari hasil mengangkut penumpang dinilai sulit. Untuk mendapatkannya, dia harus terus menarik penumpang dari pagi hingga malam hari.
"Sekarang itu paling bisa Rp 150 ribu sehari. Itu harus dari pagi sampai malam, diangkut terus nggak berhenti. Jadi berat," kata Handoko kepada detikFinance, Jakarta, Sabtu (7/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Driver) Go-Jek banyak, tapi tarifnya kecil, ya kita juga jadi kecil penghasilannya," kata dia.
Baca juga: Heboh Rencana Kenaikan Tarif Ojek Online |
Padahal, Handoko menambahkan, di awal kehadirannya Go-Jek memberikan tarif yang cukup tinggi, yakni sebesar Rp 4.000/km. Dengan tarif tersebut, dia mengaku bisa mendapatkan penghasilan yang tinggi.
"Itu sekitar dua tahun lalu, sehari bisa dapet Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu. Tapi saya cuma dapet yang bagian terakhirnya saja, cuma sebentar ngerasain tarif segitu," ceritanya.
Handoko melanjutkan, setelah Grab ikut beroperasi di Indonesia, Go-Jek kemudian menurunkan tarif angkut penumpang tersebut. Hal itu agar tak kalah saing dan kehilangan penumpang dari Grab saat itu.
Oleh sebab itu, dia berharap agar rencana untuk menaikkan tarif bisa benar-benar dilakukan. Hal itu agar para driver ojol bisa lebih sejahtera dibandingkan sekarang dan mendapatkan penghasilan yang lebih.
"Ya kalau bisa sih, inginnya secepatnya (tarif naik). Kalau sekarang kecil banget kan tarifnya," kata dia.