Wahid menyambut baik keinginan tersebut dan berjanji akan menghubungkannya dengan pelaku usaha di Indonesia.
"Selama ini Indonesia telah mengekspor produk keramik dan furnitur ke Provinsi Krasnoyarsk, sementara Indonesia mengimpor produk aluminium dari wilayah tersebut. Total perdagangan mencapai sekitar US$ 12 juta,"kata Wahid dalam keterangan tertulis KBRI Moskow, Selasa (17/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Rafael menawarkan produk gandum mengingat sekitar 1 juta ton gandum dari provinsi tersebut setiap tahunnya tidak terserap di pasar lokal. Pihaknya berjanji akan menindaklanjuti hasil pertemuan ini dengan mengirim timnya ke KBRI Moskow dalam waktu dekat serta akan mengikuti Trade Expo Indonesia (TEI) 24-28 Oktober tahun ini.
Sementara itu dalam pertemuannya dengan Plt Gubernur Krasnoyarsk, Alexander Uss, Wahid menyampaikan peluang kerja sama antara Provinsi Krasnoyarsk dengan Indonesia.
Wahid mengatakan pada 2017 lalu perdagangan Indonesia dan Rusia meningkat 25% menjadi US$ 3,27 miliar di tengah perekonomian dunia yang stagnan, namun angka ini kecil jika dibandingkan dengan potensi yang ada di kedua negara.
Sifat dari perdagangan kedua negara adalah saling mengisi. Indonesia memerlukan potasium dan gandum dalam jumlah yang besar, sementara Rusia memerlukan minyak kelapa sawit, karet, kopi, coklat dan teh dari Indonesia. Alexander menambahkan akan memenuhi undangan Wahid untuk hadir pada Festival Indonesia yang akan diselenggarakan di Krasnaya Presnya Park, Moskow tanggal 2-5 Agustus mendatang. (hns/ara)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 